Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Logical Fallacy

Diperbarui: 22 Agustus 2020   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Seorang pemimpin hidupnya selalu diintai oleh ribuan musuhnya. Ada dua jenis musuh dalam satu perahu. Musuh yang pertama adalah para koleganya. Musuh yang kedua adalah kaum sofis. 

Orang-orang yang selalu berada di lingkungan seorang pemimpin adalah pribadi kamuflase. Cara hidup kamuflase kolega dari seorang pemimpin adalah selalu mengintai pergerakkan pemimpinnya. 

Ketika ada celah, maka hujan rupiah atau dollar akan membanjiri rekening dari para kaum sofis. Konspirasi karakter dari kedua tokoh ini  adalah sengaja menciptakan sistem yang bekerja untuk mengacaukan visi dan misi dari sang pemimpin.

Konspirasi kedua musuh ini memiliki koneksi global. Mereka rela mengucurkan dana miliar dollars demi memfasilitasi sistem yang sedang mereka bangun. Karena perpaduan budaya global akan melahirkan sistem yang kuat. Ketika sistem yang mereka bangun sudah fix, maka sistem itu akan bekerja. Cara kerja sistemnya sangat simple. Di mana mereka memanfaatkan kondisi psikologis umat manusia untuk menjalankan sistemnya.

Sistem konspirasi global akan melahirkan ketakutan, kecemasan dan kepanikkan yang berlebihan dalam diri umat manusia. Ribuan berita hoaks diciptakan untuk menjatuhkan para pemimpinnya. Jika seorang pemimpin tidak memiliki bawahan yang loyal, maka akan dengan mudah, sistem konspirasi global memporak--porandakan tatanan kehidupan visi dan misi dari sang pemimpin.

Manusia pada dasarnya adalah ingin menguasai dan mengontrol sesamanya. Manusia rela melakukan segala cara untuk bisa menguasai orang lain. 

Ruang publik adalah salah satu panggung spektakuler dari perebutan kekuasaan. Layaknya perebutan liga Champions antar club di Eropa. Filososfi menjemput bola lebih baik daripada menunggu. Esensi dari filosofi ini dikejar oleh para mega bintang pesepak bola dunia. Sebut saja Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang selalu menjadi sorotan publik dunia. 

Akan tetapi, perbedaan yang mencolok dari para pemain bola dan pencari popularitas dalam ruang publik kehidupan berbangsa adalah cara dan teknik. Di mana Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi menggunakan cara dan teknik sportifitas. Sementara, para pencari popularitas dalam ruang publik kehidupan bernegara menggunakan teknik "logical Fallacy". 

Logical Fallacy adalah teknik penyerangan argumen yang berbelot dari kebenaran. Contoh kontekstualnya adalah saya selalu membenci Andre. Andre adalah pemimpin saya dalam satu perusahaan. Apa pun yang Andre lakukan selalu salah di mataku. Karena pada hakekatnya, saya tidak suka dengan pribadi Andre yang kalem, mengayomi, merakyat dan sederhana. Oleh sebab itu, saya selalu menyerang Andre dengan logical fallacy dalam ruang publik.

Sistem propaganda konspirasi global bertujuan untuk melemahkan psikologis manusia. Kader pendiri konspirasi global adalah kaum sofis. Istilah kaum sofis pertama kali muncul pada zaman Yunani kuno. Di mana kaum sofis atau orang yang berintelektual selalu menggunakan logical fallacy dalam menyerang para filsuf yang mengajarkan tentang kebenaran. 

Kaum sofis menjual ilmu pengetahuan untuk mencari keuntungan finansial. Kaum sofis selalu bekerja di belakang layar. Sementara yang menjadi tameng dari propaganda konspirasi global adalah jaringannya. Jaringan yang paling mudah untuk dimanfaatkan jasanya adalah rakyat kecil. Mereka dijadikan sebagai kelinci percobaan dari konspirasi global untuk menyerang seorang pemimpin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline