Lihat ke Halaman Asli

Frederikus Suni

Content Creator Tafenpah

Nak, Jangan Cari Kebahagiaan

Diperbarui: 18 Agustus 2020   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Masalah sekarang bukan hanya berpikir, tapi bagaimana manusia mempertahankan kehidupan? Di salah satu kota metropolitan ada seorang pengusaha muda yang hidup berkelimpahan harta. Ia bisa saja melakukan segala sesuatu dengan kelimpahan materinya. 

Akan tetapi, ia tak pernah puas dengan apa yang ia dapatkan. Padahal, mesin waktu telah mengujinya 30 tahun yang lalu. Di mana ia berasal dari salah satu keluarga termiskin di salah satu pulau perawan Timor. Ia bekerja keras untuk mencari dan mengumpulkan kekayaan. Alhasil, ia pun mencapai kesuksesan materi di tanah rantau.

Seiring berjalannya waktu, ia merasa gelisah dengan kekayaannya. Maklum ia hanya hidup sebatang kara. Karena keluarganya sudah beralih dimensi. Dimensi terang dan gelap telah ia lalui di tanah rantau. Senja membutuhkan sore untuk menemaninya. Ia juga membutuhkan pantai untuk mengantarkan senja kepada Sang Pengada.

Ia membeli salah satu pantai yang indah di pulau Timor. Saking keinginannya untuk menemani kepergian senja. Akan tetapi, ia terus merasa gelisah dengan dirinya. Sebab ia tidak tahu apa yang dicarinya. 

Rintik-rintik hujan menemani pengusaha kaya raya ini untuk mengunjungi salah satu gua yang berada di seberang pulau Timor. Sebab ada seorang filsuf yang sudah menghabiskan separuh usianya di dalam gua itu. 

Pengusaha ini penasaran dengan kehidupan sang filsuf. Karena sang filsuf tak punya materi dan segala kemewahan yang ada di dalam gua tersebut. Tapi, sang filsuf selalu merasa tenang dan bahagia dengan kehidupannya. Apa rahasia kebahagiaannya?

Sumber: Pixabay

"Guru, bolehkah aku tinggal sepekan di dalam gua ini?" tanya si pengusaha.

"Tentu saja boleh anak muda!"

"Terima kasih guru."

"Apa yang anda cari di tempat yang sederhana ini anak muda?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline