Apa itu Feng Shui?
Feng Shui adalah seni dan ilmu pengetahuan Tiongkok tradisional tentang harmonisasi dengan lingkungan. Berakar pada kebudayaan Tiongkok dan filosofi Tao, Feng Shui adalah cara melihat dan berinteraksi dengan energi alam semesta. Feng Shui berasal dari 2 kata, Feng (angin) dan Shui (air).
Ilmu ini mulai dipraktekkan secara profesional sejak dinasti Tang. Master Feng Shui tertua yang tercatat dan terkenal ialah master Yang Yun Sang. Master Yang merupakan penasehat umum di istana kaisar Hi Tsang (888 SM). Master Yang menitik beratkan ilmu ini berdasarkan bentuk gunung, arah aliran air dan arah keluar masuk angin. Kenapa air dan gunung?
Karena air adalah sumber kehidupan, tanpa makanan, manusia masih bisa bertahan hidup beberapa hari, namun jika air juga tidak ada, keadaannya akan berbeda, Sedangkan gunung berguna untuk melindungi daerah tersebut dari cuaca buruk seperti angin dan topan. Pentingnya air dan gunung pada saat itu, mendorong orang cenderung mendirikan rumah di sepanjang aliran sungai dengan rumah mengarah kepada air (dilambangkan burung hong / phoenix) dan bagian belakang terdapat gunung (dilambangkan kura-kura hitam).
Feng Shui bukanlah media atau alat untuk meramal melainkan cara agar manusia bisa hidup damai aman tanpa melawan hukum alam. Feng Shui mengatur tata letak serta menghitung energi dalam suatu ruangan atau bangunan dalam dimensi dan dekade tertentu yang mana semuanya ada hitungannya serta pakem (formula / rumus) bukan memakai intuisi atau prasangka, jika ada seseorang yang mengaku praktisi Feng Shui tetapi tidak memakai hitungan yang jelas serta tidak bisa di jelaskan, sudah pasti itu praktisi abal-abal.
Baca juga tulisan dari Kompasianer Rudy Gunawan: Ini 9 Tips Fengshui bagi Usaha Rumahan
Teknik perhitungan Feng Shui biasanya dibagi menjadi 2 aliran utama yaitu : teknik San He (menitik beratkan pada bentuk tanah serta air) dan teknik San Yuan (menghitung pergerakan bintang dan energi yang ada di langit). San He biasanya tidak berubah dan konstan hitungannya akan tetapi jikalau San Yuan akan berubah sesuai dengan perubahan benda-benda di langit. Nah, praktisi biasanya akan menggunakan 1 rumus tertentu sesuai dengan kondisi rumah dan orang yang akan menempatinya.
Jika kita percaya bahwa sebuah rumah bisa memberikan kebahagiaan kepada penghuninya atau tidak, maka kita juga harus menjadi realistis. Dalam menggarap sebuah rumah berdasarkan Feng Shui, tentunya kita tidak boleh berdebat kusir. Patokan atau pakem itulah yang harus dituruti. Poinnya adalah jikalau pembaca ingin rumahnya diaudit oleh seorang praktisi Feng Shui ada baiknya tidak mendebat pakem-pakem yang dibawa oleh sang praktisi. Kerena membangun sebuah rumah sendiri semestinya sangat bersifat individual demikian juga Feng Shui sifatnya terlebih sangat individual karena akan disesuaikan dengan hitungan si tuan rumah / pemilik rumah masing-masing.
Baca juga: Mengapa Sesama Ahli Fengshui Suka Saling Menjelek-jelekkan, Sih?
Karena itu jika kemudian ada yang berkata bahwa Feng Shui itu tak perlu karena denah rumah yang katanya jelek itu ternyata tidak apa-apa, memang bisa saja terjadi. Seperti yang saya utarakan di atas, tiap rumah mempunyai sifatnya sendiri-sendiri terhadap individu yang mendiaminya. Tak bisa di sama ratakan. Artinya sebuah rumah mungkin saja mempunyai pengaruh jelek terhadap seseorang, tetapi tidak untuk seseorang yang lainnya.