Tepat di seberang Kampus BINUS University Syahdan, Salah satu restoran yang menjual masakan Khas Tionghoa, atau yang biasa dikenal sebagai hidangan peranakan. Namanya Ho Jiak Lai Lai atau juga dikenal dengan Ho Lai.
Founder Ho Jiak Lai Lai, Danny Aguswahyudi mengatakan Nama 'Ho Jiak Lai Lai' berasal dari serapan bahasa dialek Hokkien artinya 'enak' atau dalam literasi artinya 'mengundang atau datang untuk makan yang enak dan lezat' (red).
Restoran yang terletak di Jalan Kyai H. Syahdan No.104 A lantai 2 (dua), Palmerah, Jakarta Barat. Tepatnya berada di seberang Kampus BINUS University Syahdan dan lantai dua bangunan yang bersebelahan dengan Restoran Selembar Pizza. Karena terletak di lantai dua bangunan dan di bawahnya adalah parkiran, restoran ini cukup sulit untuk ditemukan, terutama di malam hari.
Jika anda ingin ke sini, bangunannya tepat di samping Cha Time BINUS Syahdan dan berjarak satu bangunan dengan Masjid Jami' Darussalam. Sesampai di bangunannya, anda cukup jalan ke belakang, kemudian menaiki tangga, restoran ini berada di sebelah kanan.
Walau tempatnya cenderung kecil, namun cukup lega dan nyaman. Dilengkapi dengan AC dan Kipas Angin, suhu ruangannya tidak panas dan juga tidak terlalu dingin. Interior ruangan didominasi oleh warna merah, putih dan hitam dan dihiasi dengan penerangan lampu neon. Sedangkan dindingnya dihiasi dengan hiasan unit dan nuansa tradisional dengan ciri khas Tionghoa. Terdapat tulisan grafis yang bertuliskan "Ho Jiak Lai Lai", dan ada juga berbagai foto, seperti seseorang yang sedang makan, koki bahkan ikan.
Menu makanan yang disediakan di Ho Lai tidak terlalu banyak, di antaranya terdapat menu peranakan, menu nusantara, dan beberapa menu lainnya antara lain Nasi Lemak Kari, Nasi Lemak Rendang, Chicken Wing Peranakan, Laksa, Mie Gosong, Kwetiau Gosong dan Kwetiau Sirem ala Medan dengan pilihan minuman Kopi O' dan Teh O'.
Walau harga per porsi makanan berkisar antara 30 sampai 150 ribu rupiah, namun anda tidak akan menyesal, karena rasa makannya sangat autentik dan lezat dan juga porsinya pun cukup banyak.
Uniknya lagi, makanan ini disediakan dengan piring besi yang biasa digunakan oleh orang -- orang tua di kampung, atau malah digunakan untuk tempat makan kucing. Piring besi itu dialas dengan daun pisang, kesannya sangat unik dan khas.