"Lebih baik menjalani takdir Anda sendiri tapi tidak sempurna daripada menjalani hidup meniru kehidupan orang lain dengan sempurna. " - Jay Shetty
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kebanyakan orang. Ada banyak penderitaan, kekacauan dan tantangan yang membuat ketenangan, keseimbangan dan kedamaian menjadi sulit. Dalam banyak kasus ini akan menghambat cara berpikir kita. Ada banyak ketakutan dan hal-hal yang negatif. Namun, ada banyak kesempatan bagi kita untuk lebih terhubung dengan niat dan tujuan kita serta menemukan makna yang lebih besar dalam hidup.
Think Like A Monk, Buku mindfulness di generasi millenial dengan konsep-konsep pola pikir dan meditasi sejak ribuan tahun lalu yang berasal dari Weda dan juga sebagian telah ditulis berkali-kali oleh orang lain, namun, Jay Shetty memiliki cara untuk berbagi konsep filosofi Timur yang cukup mendalam.
Jay memberikan metode pola pikir yang menggabungkan kebijaksanaan kuno dengan kepraktisan hidup di dunia modern. Jay adalah seorang Biksu selama 3 tahun dan ia mampu menghidupkan kisah-kisah yang menunjukkan bagaimana ia mengembangkan pemikirannya dan bagaimana Anda tidak harus menjadi seorang biksu untuk berpikir seperti seorang biksu.
Dengan cara berpikir, rutinitas sehari-hari, praktik, dan kebiasaannya telah membantu membentuk kesuksesan yang fenomenal. Ia menggunakan banyak anekdot dalam perjalanannya dan menggabungkannya dengan referensi ke naskah kuno untuk menyoroti konsep dan praktik. Betapa rasa rendah hati Jay dalam tulisannya, ia menerapkan pemikiran seperti seorang Biksu melalui tulisan dan menggunakan kekuatan cerita dongeng dengan dikemas yang menarik di dalam buku.
Sisi Kehidupan Sang Biksu
Menurut Dan Connors (2020) Biara dan biarawan yang dikenal sebagai biksu telah ada selama berabad-abad sejak berdirinya agama Budha. Para Biksu menjalani kehidupan doa dan meditasi yang tenang dan tampaknya lebih dekat dengan Tuhan atau pencerahan. Biasanya biksu berbagi pengalaman dan pelajaran mereka yang dapat diterapkan kepada kita. Tidak semuanya bisa menjadi biksu, tetapi kita bisa menjadi lebih seperti biksu jika itu membantu kita untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan.
Hal yang tidak kita sadari biasanya para biksu tidak selalu duduk sendirian di biara-biara sembahyang atau berdoa sepanjang hari. Mereka hanya melakukannya di pagi hari. Di sore hari mereka menjangkau komunitas atau kelompok untuk mengabdi, yang merupakan tujuan pencerahan dan Dharma secara keseluruhan. Pelayanan bisa berarti mengajar, membantu pekerjaan, atau hanya mendengarkan masalah dan mencoba membantu. Itu tergantung pada keterampilan, semangat, dan apa yang dibutuhkan komunitas tersebut.