Lihat ke Halaman Asli

Fredeswinda Wulandari

pencinta fantasi

Lanang Merindu Jingga

Diperbarui: 21 Januari 2023   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa yang kamu lakukan sekarang?"

Lanang memandang ke langit yang tertutup awan tebal. Wajahnya menunjukkan keresahan yang tak bisa disembunyikan. Pertanyaan yang sama terus berulang dalam otaknya.

Sudah hampir satu jam, dia bersandar pada tembok yang lembab. Duduknya pun taknyaman karena dia hanya duduk pada bangku seadanya yang ada di warung kopi sederhana pinggir jalan. Kopinya hampir habis tak bersisa tapi belum ada tanda-tanda dia akan beranjak pergi.

Dia menghela napas berat. Rindunya sudah taktertahan. Sudah sepuluh tahun dia takdapat menghilang bayangan wanita pujaannya. Dia selalu menari dalam labirin kepalanya. Entah dimana dia sekarang.

****

"Apa yang akan kamu lakukan setelah ini, Nang?" Suara lembut itu mengganggu konsentrasi menggambarnya.

Lanang mendongak melihat wajah ayu di hadapannya. Goresan penanya pun seketika terhenti.

"Aku mau melukis wajahmu setiap waktu," jawabnya yakin.

"Apa dengan melukis wajahku, kamu akan mendapatkan uang untuk menghidupi kita?" wajah ayu itu tertunduk ketika mengucapkannya.

Lanang terdiam.

"Aku ... yakin. Aku yakin aku bisa menghidupi kita, menghidupi keluarga kita nantinya." Namun, dia sendiri bisa merasakan getar dalam suaranya. Wanita berwajah ayu itupun sepertinya juga merasakan keraguannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline