Kisah Senja Merauke
Oleh. Frederikus Stanislaus Awi
Saat mentari perlahan merunduk, Di ujung Timur, di Lampu Satu Merauke, Langit memerah dalam lembayung, Menyisakan jejak sore yang syahdu.
Cahaya jingga, merah menyala, Menyaput horizon dengan lembut, Biru malam berangsur meraja, Menyisih, memberi jalan pada malam yang rindu.
Garis batas antara siang dan malam, Menari dalam warna yang lembut, Di ufuk timur Merauke yang luas dan damai, Di mana sunset adalah puisi yang tak terucap.
Kisah-kisah angin menggugah rindu, Di bawah langit yang menurun lembut, Dan lampu-lampu yang perlahan bersinar, Menanti malam dengan penuh harap.
Dalam tenangnya malam yang akan datang, Sisa-sisa matahari terasa hangat, Kisah dalam tiap cahaya dan bayang, Mengukir keindahan di Lampu Satu Merauke.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H