Lihat ke Halaman Asli

Frederick Lumban Raja

mahasiswa jurusan akuntansi

Hidup di Era Gadget: Bahagia atau Bingung?

Diperbarui: 3 Desember 2024   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Ilustrasi manusia dan gadget (sumber: istockphoto.com)

Dengan gadget, dunia ada didalam genggaman Itulah perumpamaan yang pantas dengan realita hadirnya gadget di tengah-tengah kehidupan manusia pada saat ini. Pada masa modernisasi ini membawa manusia pada perubahan gaya hidup yang serba instan. Di era digital ini, gadget telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan sedikit bayaknya telah mempengaruhi hampir setiap sisi kehidupan manusia. Tanpa gadget manusia modern masih dapat hidup, akan tetapi rasanya kurang greget kalau tidak ada gadget. Oleh karena itu, kehadiran gadget telah menyihir manusia menjadi generasi yang menunduk dan berjiwa egoisme.

Tak dapat dipungkiri, arus perkembangan teknologi bergerak semakin cepat. Hampir setiap tahun selalu muncul teknologi baru, yang diciptakan semakin canggih oleh orang-orang jenius dari dunia barat. Mengapa mereka disebut jenius?Karena sangat luar biasa otak mereka bekerja seperti mesin tanpa henti untuk membuat dan memproduksi teknologi baru yang semakin canggih. Cepatnya arus perkembangan teknologi sejalan dengan percepatan arus informasi.

Gadget atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan "acang" merupakan hasil produksi yang disebut teknologi. Laptop, smartphone, netbook merupakan sederetan perangkat elekronik yang disebut dengan gadget. Semua perangkat elektronik yang canggih tersebut digunakan untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Melalui gadget, manusia dapat berkomunikasi jarak jauh di seluruh belahan dunia, dan juga berbagai informasi dapat di peroleh dengan sangat cepat oleh karena adanya gadget ini yang hampir dimiliki setiap orang.

Rasa Ketergantungan

Kehadiran gadget membawa pengaruh serta dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Berbagai fitur dan aplikasi yang disuguhkan dalam perangkat elektronik ini mampu menyihir manusia menjadi makhluk yang selalu menunduk kebawah. Artinya, sibuk dengan kesenangan sendiri. Kecenderungan sifat individualisme dan anti sosial menjadi salah satu dampak dari penggunaan gadget ini. Manusia lebih senang menyendiri dan asyik dengan gadgetnya sendiri dibandingkan dengan berinteraksi secara langsun dengan orang lain. Keberadaan gadget juga menyebabkan manusia memiliki sifat pemalas dan manja. Semua kegiatan ingin dilakukan secara instan saja. Contohnya memesan makanan lewat aplikasi secara online dengan sistem delivery order.

contoh dampak negatif gadget bagi kehidupan:
1. Kecanduan;
2. Gangguan kesehatan fisik dan mental;
3. Isolasi sosial;
4. Menjadi kurang fokus;
5. Texting thumb (tendinitis).

Kehadiran gadget kini semakin digandrungi oleh semua kalangan. Tua, muda, kaya maupun miskin, semuanya menggunakan gadget. Dari tukang ojek sampai direktur semuanya menggunakan gadget. Gadget telah menjadi primadona bagi semua orang. Namun, pernahkah kita menyadari bahwa kita memiliki rasa ketergantungan dengan gadget? Coba bayangkan, jika sehari saja kita tidak menggunakan gadget bagaimana rasanya? Sebagian orang merasa galau dan resah, merasa ada yang kurang, dan ada pula yang merasa biasa saja. Kegalauan dan keresahan tersebut menunjukkan bahwa kita memiliki rasa ketegantungan dengan gadget. Ketakutan dan kekhawatiran biasanya muncul ketika kita tidak menggnakan gadget. Takut ketinggalan informasi, kurang eksis, kurang update, tidak hits dan sebagainya adalah alasan yang mendasari untuk terus menggunakan gadget.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline