Lihat ke Halaman Asli

Freddy Tewu

Minahasa Global Innovation and Creativity Centre

Nyanyi Sunyi Maestro Penutur Seni Tradisi Maengket dan Mah'zani, Nek' Lin Pangemanan

Diperbarui: 31 Oktober 2023   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Istimewa

Tabea waya,

Maengket dan Mah'zani (Zazanian atau Raranian) sekarang ini adalah seni tradisi Minahasa yang setidaknya terdiri dari 3 unsur penting, yakni musik, tari, dan sastra (syair dan lirik lagu). Pada zaman dahulu, masyarakat tradisional Minahasa yang menganut kepercayaan leluhur, Maengket sebagai pintu masuk untuk berkomunikasi dengan Tuhan sang pencipta (Empung Wailan) sehingga unsur ritual dan doa adalah yang utama.

Seiring berkembangnya zaman, unsur ritual mulai ditinggalkan oleh pelaku Maengket dan Mah'zani di tanah kelahirannya sendiri, Minahasa. Akan tetapi jika kita menyimak isi dalam lirik-lirik Maengket maupun Zazanian atau Raranian khususnya dalam bahasa Tombulu, kita masih dapat menemukan kata-kata atau frase yang sesungguhnya mengunkapkan doa. Selain itu makna dalam Maengket maupun Zazanian atau Raranian berisi nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom), nasihat atau pesan leluhur (petuah), serta memperlihatkan kesederhanaan dan ketulusan hati se' ma'engket (mereka yang sedang melakukan Engket, Zazanian atau Raranian).

Adalah Yulin Pangemanan (84 tahun) yang sering disapa Nek' Lin, salah satu tetua adat di kelurahan Kumelembuai, Tomohon, merupakan sosok yang tekun dan gigih merawat seni tradisi warisan leluhur Minahasa tersebut. Daya ingatnya yang kuat diusia senja, ia masih dapat melantunkan berbagai lirik Maengket, Zazanian atau Raranian tua hingga sekarang.

"Merawat" Maengket dan Mah'zani bagi Nek' Lin seperti merawat kehidupan. Kita seolah dapat merasakan kehidupan baru ketika Nek' Lin melantunkan lirik-lirik Maengket dan Mah'zani, dengan rangkaian nada-nada yang sederhana keluar dari hatinya. Ia pun bertutur tentang kehidupan, bertutur tentang permohonan dan bertutur tentang kepasrahan dengan begitu meresapi dan penuh penghayatan.

Salah satu warisan Maengket tua yang dapat dilantunkan Nek' Lin adalah Maengket zaman kedatangan misionaris ke tanah Minahasa yang berhasil dicatat oleh zending P.N. Wilken dari para Wali'an Tombulu sekitar tahun 1843-1850. Isi dari lirik Maengket tua yang tidak diketahui nama penciptanya ini adalah:

Wailan si Rumengan ne patombokan am bene e owei. 

Ia un engket ni Rumengan ne patombokan am bene e owei. 

Si Empung Maajangbene e patoinbokan am bene e owei. 

Poipojan rindenganno-mei e patombokan am bene e owei. 

Wanam bua ang kaimio e patombokan am bene owei. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline