Ini kisahku bersama salah satu siswa disabilitas yang bagi saya dia adalah siswa yang sangat istimewa dan unik. Bagi saya setiap anak itu adalah unik atau istimewa (every chid is special).
Karena anak yang disabilitas juga adalah ciptakan Tuhan yang secitra, segambar dengan Allah. Maka setiap insan harus diperlakukan sama martabatnya dalam kebersamaan dan bersama dalam keberagaman.
Kisahku ini berdasarkan pengalaman sewaktu awal saya mengajar, yang saya alami di Sekolah pada saat saya sebagai wali kelasnya. Tentu sebagai wali kelas saya lebih sering berkomunikasi dengan anak ini juga dengan keluarganya. Namanya adalah Ferdi.
Setiap kata, sikap dan perbuatannya di Sekolah tidak pernah luput diberitahukan kepada saya dan seolah-olah hanya tanggugjawab saya serta dipersalahkan. Walau kadang memang saya tidak terima, tetapi saya tetap memberikan diri sepenuhnya kepada Ferdi, karena sejak awal saya sudah meminta agar Ferdi masuk dalam kelas saya.
Dan saya tahu tidak semua orang bisa menerima kehadirannya. Hal demikian tampak banyak kata-kata yang disampaikan kepada saya, bahwa Ferdi adalah anak yang tidak pantas untuk masuk ke Sekolah ini seharusnya di sekolah lain, juga kata-kata bahwa Ferdi susah untuk berkomunikasi, susah untuk mengikuti pembelajaran di kelas, susah bergabung dengan teman-temannya satu kelas.
Mendengar itu saya sangat sedih, terpukul dan sakit hati. Tetapi bagi saya Ferdi adalah anak yang istimewa, maka juga harus diperlakukan pendekatan secara istimewa.
Apa yang disampaikan dan dialami dari teman-teman saya memang ada benarnya, dan juga saya mengalami, pernah juga kecewa dengan kata, sikap dan perbuatan Ferdi. Saya sebagai guru belum pernah diperlakukan siswa seperti ini.
Dan pada saat itu saya masih bisa mengontrol diri saya. Walaupun demikian dipikiran saya terlintas bahwa Ferdi adalah anak yang baik, istimewa dan tidak salah.
Hanya pendekata kita saja yang salah, dan harus mengenal karakternya. Maka pada saat itu Saya selalu belajar dan meperhatikan perkembangan Ferdi.
Sikap, kata harus saya perhatikan pada saat berbicara kepada Ferdi, Saya harus meperhatikan wajahnya, karena memang Ferdi sewaktu-waktu dia bisa tiba-tiba marah, memukuli dirinya, dan bertindak hal yang fatal.
Dan tips lain bagi saya yaitu saya juga selalu menyapa dan bertanya mengenai keadaannya. Ternyata dengan tindakan yang saya lakukan ini, saya mengalami komunikasih yang baik dengan Ferdi, dia nurut saat kita menyuruhnya, dia juga mau bertanya dan mejawab ketika kita mengajukan pertanyaan, dan kita juga bisa memarahi dia ketika dia salah.