Lihat ke Halaman Asli

Farid Kamal

Mahasiswa

Teks Narasi

Diperbarui: 15 Oktober 2022   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perjalanan Yang Tak Terlupakan

Di pagi hari yang cerah dan sejuk, berkumpul beberapa teman pondok yang ingin melakukan perjalanan jauh ke Garut. Perjalanan ini dilakukan di masa libur panjang lebaran tahun lalu yang diikuti oleh beberapa orang, yaitu : Jibran, Idiq, Jadit, Supi, dan saya sendiri Kamal. 

Kita mempunyai beberapa tujuan destinasi disana, akan tetapi tujuan utama kita adalah Rumah Pirman. Rumah tersebut sekaligus menjadi tempat tinggal dan peristirahatan sementara selama di Garut. Pirman juga termasuk teman pondok kita yang berdomisili di sana dan dia-lah yang akan membantu menemani perjalanan kita selama disana.

Sebelum melakukan perjalanan, kita sudah mempersiapkan barang bawaan yang akan kita bawa kesana dari beberapa hari yang lalu, termasuk kendaraan yang akan kita gunakan untuk perjalanan kali ini. 

Semua persiapan sudah dipersiapkan secara maksimal, dengan tujuan agar perjalanan berjalan dengan lancar, aman, dan selamat. Dalam perjalanan kali ini, kita menggunakan tiga motor, satu diantaranya bermesin manual. Setelah semua persiapan dirasa cukup, maka tiga orang diantara kita bersiap untuk menyalakan motor. 

Disela-sela menyalakan motor, Kamal bertanya, "Emang lu pada tau jalan biar bisa nyampe sono?", Jadit menjawab, "Taulah kan ada google maps", Jibran pun ikut menjawab, "Hahaha sa ae lu, tapi ada benernya juga si". 

Setelah semua sudah naik keatas motor, Kamal berkata, "Temen-temen minta perhatiannya sebentar, alangkah baiknya kita membaca doa terlebih dahulu sebelum kita melakukan perjalanan, dengan harapan, semoga perjalanan kita berjalan dengan lancar dan sampai tujuan dengan selamat". Lalu semua menjawab dengan serempak, "Amin". Kamal menambahkan, "Al-fatihah". Setelah itu mereka semua memulai perjalanannya ke Garut.

Tepat pada pukul 07.00 WIB kami berangkat ke Garut. Selama perjalanan saya sangat merasakan betapa indah dan pentingnya kebersamaan, karena acap kali masing-masing dari kita tersasar, akan tetapi semua dapat kembali normal karena kebersamaan tersebut. 

Waktu telah menunjukkan pukul 13.00, kita berhenti sebentar di bahu jalan. Supi berkata, "Aing laper pisan yeuh, urang solat heula apa dahar heula nya?". Idiq menjawab, "Dahar heula atuh, soalna lamun urang solat heula tapi can dahar engke sholat na teu khusyuk". 

Supi kembali membalas, "Bener pisan euy". Setelah sepakat, maka kita makan dulu di Rumah Makan Padang. Selesai makan, maka kita melanjutkan perjalanan sekaligus mencari masjid untuk solat. Beberapa menit kemudian kita menemukan masjid yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, lalu kita solat Jama' Qoshor secara berjamaah. Usai solat, kami segera melanjutkan perjalanan.

Pada akhirnya, kami sampai di Rumah Pirman (Garut) dengan selamat pada pukul 19.00 WIB dan langsung disambut oleh makanan yang telah disediakan lengkap dengan lauk pauknya. Disela-sela waktu makan, Pirman bertanya, "Lama amat dah lu pada, dari jam 7 ketemu jam 7 lagi". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline