BAB I
Pendahuluan
Pencemaran udara di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Pencemaran asap kendaraan bermotor menjadi sumber utama pencemaran udara di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang tidak seimbang dengan jumlah pepohonan yang ada menjadi salah satu penghambat terjadinya pertukaran udara. Sifat konsumtif masyarakat Indonesia menjadikan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia menjadi banyak dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingginya pencemaran udara. Salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata dan kota pendidikan secara terus menerus mengalami peningkatan kegiatan adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini memacu meningkatnya kegiatan transportasi, kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang mengakhibatkan tingginya kepadatan lalu lintas. Kondisi udara di Yogyakarta kini mulai dikeluhkan banyak pihak.
Terbukti bahwa tingkat polusi di Yogyakarta sudah semakin parah. Luas lahan yang terbatas, kepadatan penduduk, dan arus lalu lintas yang ramai menambah tingginya tingkat polusi udara, meningkatnya kegiatan transportasi, industri, perkantoran, dan perumahan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pencemaran udara. Udara yang tercemar dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama gangguan pada organ paru-paru, pembuluh darah, dan iritasi mata dan kulit. Dari hasil pemerikasaan kualitas udara oleh Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa pada jalan- jalan tertentu keadaan udara sudah melampaui batas baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Menyadari hal tersebut, pemerintah kota Yogyakarta mencanangkan program Langit Biru yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran serta upaya memulihkan kualitas udara sehingga memenuhi bahan baku mutu udara yang ditetapkan. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang cara pemerintah menyadarkan masyarakat akan pentingnya udara bersih dan saya akan menganalisisnya dengan strategi komunikasi persuasif.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara pemerintah mempersuasi masyarakat untuk peduli terhadap pencemaran udara melalui program Langit Biru di Daerah Istimewa Yogyakara ?
BAB II
Landasan Teori
Dalam proses komunikasi terjadi transmisi pesan oleh komunikator dan interpretasi oleh komunikan. Proses transmisi dan interpretasi tersebut tentu mengharapkan effortberupa perubahan kepercayaan, sikap dan tingkah laku komunikan yang lebih baik (Riyanto & Mahfud, 2012 : 50). Salah satu tanda bahwa suatu komunikasi dikatakan efektif adalah apabila menimbulkan pengaruh pada sikap seseorang. Upaya komunikasi untuk mempengaruhi sikap seseorang ini disebut komunikasi persuasif.
Menurut Onong Uchjana Effendy (2009:8), tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:
- Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat ( to change the society )
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhir supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan.
- Perubahan Sikap ( to change the attitude )