Lihat ke Halaman Asli

Sukses Dulu atau Bahagia?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh Frans Lubis MM, MP-NS/NLP. Motivator ter-SaDIS di Indonesia dari www.marsforleaders.com

Hasil riset Harvad University menyatakan, bukan SUKSES dulu baru BAHAGIA, ternyata BAHAGIA dulu baru kemungkinan SUKSES lebih besar.

Ketika kita bertanya, apakah BAHAGIA itu ? banyak orang menjawab menggambarkan sebagai sebuah moment kebahagiaan yang sempurna. Ada yang akan menceritakan pengalaman kedamaian yang mendalam, saat berada di suasana alam yang harmonis, seperti : di atas puncak gunung, melihat matahari terbit, atau di pagi hari di pinggir danau yang tenang. Sedangkan yang lain menunjukkan kejadian atau peristiwa yang sangat ditunggu-tunggu, lulus ujian, juara dalam pertandingan, bertemu dengan orang yang dikangeni, kelahiran seorang anak. Sedangkan yang lainnya membicarakan moment yang sangat dekat dan damai dengan keluarga atau orang yang dia cintai atau membuat orang lain bahagia.

Itu semua ada di eksternal diri kita. Padahal tanpa semua itu, tanpa alasan sama sekali, kita bisa merasa BAHAGIA. Hal-hal yang paling sederhana dan sepele sekalipun bisa menghasilkan dampak dan perbedaan yang besar terhadap diri kita. Karena kita bisa dan mampu menciptakan dan membangun mood dan perasaan kita. Kita bisa mengatur dan mengendalikan mood dan perasaan kita.

Cobalah latihan ini : Luangkan waktu 1 menit untuk berdiri di depan cermin. Lakukan 5 kali dalam seharinya. Lakukan selama 7 hari ini. Hanya bercermin saja tanpa berbuat apa-apa selain TERSENYUM LEBAR di depan cermin Anda. Hanya tersenyum lebar ! Maka Anda akan memiliki great feeling.

Awalnya mungkin ini terasa konyol, tetapi dengan mengulanginya beberapa kali sehari itu, secara konsisten Anda akan memicu sistem syaraf Anda untuk menghasilkan perasaan bahagia, perasaan spontan, perasaan humor, dan juga tentunya perasaan konyol.

Demikianlah,untuk mengendalikan serta mengarahkan perilaku Anda, Anda harus mengendalikan dan mengarahkan mood dan perasaan Anda. Dan untuk mengendalikan mood dan perasaan Anda, Anda harus mengendalikan dan secara sadar mengarahkan pikiran maupun gerak dan bahasa tubuh Anda. Senyum di depan cermin atau loncat-loncat di tempat adalah salah satu cara mengendalikan mood dan perasaan kita.

Cobalah latihan tersebut diatas, luangkanlah waktu Anda sejenak untuk melakukannya sekarang juga, dan jadikanlah itu menyenangkan !


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline