Psikologi sering kali diasosiasikan dengan usaha memahami dan mengatasi gangguan mental, namun ada cabang ilmu yang berfokus pada sisi terang kehidupan, yaitu psikologi positif. Cabang ini muncul sebagai respons terhadap pendekatan tradisional yang lebih sering menyoroti masalah dan kelemahan manusia. Martin Seligman, salah satu pendiri psikologi positif, mengarahkan perhatian pada aspek-aspek yang membuat hidup menjadi lebih bahagia, bermakna, dan memuaskan. Psikologi positif bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan manusia dan cara terbaik memanfaatkannya untuk mencapai kesejahteraan.
Psikologi positif memiliki tiga pilar utama, yaitu emosi positif, keterlibatan, dan makna hidup. Emosi positif mencakup perasaan bahagia, cinta, syukur, dan harapan yang membantu meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik. Studi menunjukkan bahwa seseorang yang fokus pada hal-hal positif dalam hidup cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Pilar kedua, keterlibatan, mengacu pada kemampuan seseorang untuk sepenuhnya terlibat dalam aktivitas yang dilakukan. Ketika kita menemukan aktivitas yang sesuai dengan minat dan bakat, kita mengalami "flow" atau keadaan di mana waktu seolah-olah berhenti karena kita benar-benar tenggelam dalam kegiatan tersebut. Pilar ketiga adalah makna hidup, yang berkaitan dengan memiliki tujuan yang lebih besar dari diri sendiri. Orang yang memiliki makna dalam hidupnya, seperti membantu orang lain atau berkontribusi pada komunitas, biasanya merasa hidup mereka lebih berharga.
Cara menerapkan psikologi positif tidaklah rumit, dan setiap orang dapat memulainya dengan langkah sederhana. Misalnya, menulis tiga hal yang disyukuri setiap hari adalah praktik yang terbukti efektif untuk meningkatkan suasana hati. Hal ini membuat kita lebih sadar akan hal-hal baik di sekitar kita, meskipun kecil. Selain itu, membangun hubungan yang positif dengan orang-orang terdekat juga sangat penting. Hubungan yang erat dengan keluarga, teman, atau pasangan memberikan rasa dukungan emosional yang kuat. Hal lain yang bisa dilakukan adalah fokus pada kekuatan diri, seperti kreativitas, rasa humor, atau empati, dan menggunakan kekuatan tersebut untuk membantu orang lain.
Psikologi positif mengajarkan bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan yang harus dipenuhi dengan makna, hubungan yang mendalam, dan pengalaman-pengalaman memuaskan. Dengan memahami dan menerapkan konsep ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih penuh dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H