Lihat ke Halaman Asli

Prihal Senja

Diperbarui: 25 April 2020   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelopak mataku tertuju pada kemuningmu, menyelinap masuk pada ranting pohon

Di kaki langit engkau tampak tersenyum menawan, mencumbui langit biru dengan bebas oleh cahayamu

Sedang aku meringkuk, melipat tangan sembari meracik huruf yang bermetamorfosis menjadi larik kata

Lentik jariku begitu menggembu melumuri kertas putih dengan tinta hitam

Senja itu menjatuhkan aku pada jurang di dalam rahim rindu yang tak bertuan

Bolehkan engkau menerangi gelapnya jejak kakiku melangkah pada lorong waktu yang tak menentu

Pada siapa aku menumpahkan rindu ini, sedang lolongan angin mengusik pendengaranku, pelan-pelan menggigil kulitku hingga menusuk poriku

Kicauan burung, sesekali menyahut di ranting pohon sedang mematuk buah yang enggan habis karena patukan burung-burung itu

Sementara kopi hitamku mendingin, karena tak kunjung kutegak

Senja, pulanglah, aku ingin menghantarkan rinduku pada malam yang akan melenyapkan mu dari kaki langit itu

Aku akan mengatup tangan berdoa, sembari menikmati lantunan ayat-ayat suci yang shadu itu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline