Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Hujan

Diperbarui: 13 April 2020   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Riakmu mendekap lirih di atas peraduanku

Senandung lagu mengiringi datangmu

Alunan nada-nada tak tentu memekakan telingaku

Di bawah lamunan rindu yang tak kunjung menepi

Aku meringkuk tanpa kata sembari mengusap bulir yang mengaris panjang pada pipiku

Hujan, berhentilah

Rindu ini kian memuncak bersamamu

Aku kewalahan menampungmu

Perlahan bulir itu meresap ke akar tanah

Semoga tumbuh rindu balasan

Hujan, tubuhku menggigil hingga menusuk poriku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline