Pada hari Jumat sampai dengan Sabtu, 28 -- 29 April 2023, dilaksanakan Lokakarya 7 "Panen Hasil Belajar" di Kabupaten Manggarai, NTT. Kegiatan dilaksanakan di GOR Dinas PPO. Bapak Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai, Fransiskus Gero, S.Pd., membuka kegiatan secara resmi pada hari pertama, Jumat, 28 April 2023.
Lokakarya 7 Angkatan 6 ini menjadi moment luar biasa bagi kami para Guru Penggerak Kabupaten Manggarai karena dihadiri orang-orang hebat dan luar biasa yaitu Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) NTT, Bapak Dr. Wirman Kasmayadi, Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai, sepuluh pimpinan komunitas sekabupaten Manggarai, para pengawas dan kepala sekolah dari CGP mulai jenjang SD sampai dengan SMA/SMK.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh BGP NTT bekerja sama dengan Pengjabda di Dinas PPO. Kegiatan ini dirancang bersama 7 orang Pengajar Praktik (PP) dengan empat puluh Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 6 Kabupaten Manggarai. Dari tujuh stand pameran yang ada sesuai jumlah PP, nampak berbagai kreativitas aksi nyata yang ditampilkan CGP yaitu makanan khas daerah Manggarai berupa Sorgum, makanan tradisional "Sombu", obat-obatan "Eco Enzime" dari mendaur ulang sampah, ecobrike, miniatur perahu dan vas bunga dari barang bekas, ada juga CGP yang berhasil menyusun buku yaitu Ibu Ni Luh Suciari, CGP dari SMPN 11 Ruteng dan Pak Narsisius Yunias Paus, CGP dari SMAN 2 Langke Rembong.
Lokakarya 7 ini dilakukan selama dua hari. Pada hari pertama, 28 April 2023, PP membagi tugas menyampaikan materi antara lain Evaluasi Program Pendidikan Guru Penggerak, Berbagi Aksi Nyata, Berbagi Dampak Positif, dan Persiapan Pameran Hasil Program. Di hari kedua, 29 April 2023 kegiatan diawali dengan penyambutan tamu undangan secara adat Manggarai yaitu Kepala BGP NTT dan Kadis PPO beserta tamu undangan lainnya.
Dilanjutkan dengan acara adat Tuak Kapu sebagai bentuk penghormatan kepada semua tamu yang hadir, pementasan tarian-tarian dari SMKS Swakarsa Langke Rembong, menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars Guru Penggerak, sambutan-sambutan, Kelas Berbagi, dan mengunjungi stand pameran. Dalam kegiatan Kelas Berbagi, tiga orang perwakilan CGP menyampaikan praktik baik dari aksi nyata yang telah dilakukan di sekolah. Giovan Melianus Ontas dari SD Inpres Inenggaja, Satar Mese, memaparkan tentang Majalah Dinding dengan mengedepankan choise (pilahan), voice (suara), dan ownersib (kepemilikan) dari peserta didik. Vinsensia Syuriati Lagur dari SMPN 6 Langke Rembong mengangkat kembali produk lokal yaitu cara membuat tikar dengan pertimbangan, tikar sudah langka, tidak ada generasi yang peduli sementara sangat dibutuhkan, dan harganyapun mahal. Sri Dewi Lestari, CGP dari SMAN 1 Rahong Utara memaparkan praktik baik yaitu Daun Singkong Krekers.Melihat aksi nyata yang ditampilkan CGP serta kolaborasi dan kerja sama yang baik dari para guru penggerak, Dr. Wirman menyampaikan kesan memuji atas hal baik tersebut.
Memanfaatkan waktu di sesi istirahat, saya menyempatkan diri mewawancarai Kepala BGP NTT, Doktor Wirman Kasmayadi.
Berikut hasil petikan wawancara Saya dengan Beliau:
Bagaimana pendapat Bapak terkait pelaksanaan lokakarya 7 di Kabupaten Manggarai kali ini? Beliau mengatakan, "dari sekolah sudah lahir upaya-upaya cerdas, upaya-upaya luar biasa untuk menghasilkan potensi-potensi lokal. Melalui inisiasi dari sekolah kita akan melakukan kerjasama, komunikasikan dengan berbagai pihak sehingga akan menjadi solusi lokal untuk mengelola kehidupan, kebersamaan, toleransi di Kabupaten Manggarai".
Terkait kompetensi para Calon Guru Penggerak (CGP) di Kabupaten Manggarai, Dr. Wirman mengatakan, "mereka adalah orang-orang hebat orang-orang luar biasa. Mereka sudah melalui berbagai ritme dan proses yang panjang untuk sampai pada posisi seperti ini maka mereka telah diberikan ruang yang luas dan terbuka untuk menunjukkan eksistensi diri menunjukkan aksi-aksi nyatanya sehingga akan bisa berdampak nanti pada sekolah, pada siswa, pada teman-teman dan pada umumnya pada pendidikan di Kabupaten Manggarai. Ini perlu kita pelihara kita rawat daya juang dan semangatnya bersama-sama. Ini harus kita punya komitmen untuk merawatnya supaya semangatnya tidak kendor sehingga menjadi mutiara, menjadi bersinar di semua lini, di segala pelosok dan semua sekolah dan itu merupakan sumber daya kita yang luar biasa". Demikian kata Dr. Wirman.
Kendala para PP dan CGP adalah bagaimana Program Guru Penggerak diterapkan secara implementatif di sekolah karena belum menyebar secara luas dan masih sulit dalam hal kolaborasi. Terkait hal ini, Beliau mengatakan bahwa, "kolaborasi memang tantangan kita, harus menjadi semangat bersama, kita perlu konsolidasi dan berkoordinasi dengan semua pihak. Semua potensi yang ada ini bisa disinergikan, bertahan, bertahap, perlahan, sehingga semangat kita itu tetap terjaga tetap kuat sampai pada tujuan yang kita harapkan untuk generasi yang lebih unggul. Kami akan selalu mendorong, selalu mengadvokasi langkah-langkah strategis ke depan dengan berbagai pihak terutama dinas, juga dinas berkolaborasi dengan instansi-instansi terkait sehingga potensi-pottensi ini selalu kita kembangkan terus kembangkan terus dan seterusnya".