Guna memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dengan memanfaatkan limbah organik yang ditimbulkan, mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Fransiskus Kevin mengadakan pelatihan dan sosialisasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah tempe kepada Warga Desa Pakijangan di Posko Tim KKN Desa Pakijangan pada hari Senin, 23 Januari 2023. Pupuk organik cair adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Pupuk cair digunakan sebagai solusi untuk mengurangi limbah produksi dan juga penggunaannya yang ramah lingkungan. Pembuatan pupuk ini dianggap mampu mengurangi pencemaran limbah di perairan dan dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara pada tanaman.
Pupuk organik cair dihasilkan dengan bantuan MOL. Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Salah satu contoh MOL yang mudah didapat di pasaran adalah EM4. Effective Microorganism 4 (EM4) adalah larutan yang mengandung banyak bakteri menguntungkan, salah satu aktivator yang dapat membantu mempercepat proses pengkomposan dan sangat bermanfaat.
Program Monodisiplin pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah tempe dimulai dari pembuatan sampel POC dengan alat dan bahan sederhana, yaitu botol air mineral 1,5 Liter, gelas takar, corong, gula pasir, air 100 ml, limbah cair tempe, dan EM4. Berikut merupakan prosedur pembuatannya.
- Larutkan 2-3 sendok makan gula pasir dengan air 100 ml.
- Isi botol air mineral dengan limbah cair tempe.
- Masukkan larutan gula ke dalam botol air mineral yang berisi limbah.
- Tambahkan 3-4 tutup botol EM4.
- Setelah dimasukkan semua, Aduk atau kocok botol hingga tercampur rata.
- Tutup rapat dan simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
- Setiap hari botol air mineral dibuka lalu ditutup rapat kembali untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi pupuk.
- Diamkan proses fermentasi hingga 2 minggu sampai tidak terbentuk gas pada botol atau sudah tercium bau tape yang menyengat.
Cara penggunaan pupuk organik cair :
- 100 ml pupuk organik cair yang di larutkan pada air sebanyak 1 liter yang nantinya dapat disemprotkan ke daun.
- Untuk penggunaan pada akar 100 ml pupuk organik cair yang di larutkan pada air sebanyak 1 liter, tetapi yang diberikan ke akar tanaman sebanyak 100 ml saja yang dilakukan setiap seminggu sekali.
Pelatihan dan sosialisasi dilakukan dengan memberikan media pembelajaran video tutorial pembuatan pupuk organik cair dan dibantu dengan pemberian materi presentasi agar lebih mudah dipahami. Pelaksanaan sosialisasi pembuatan pupuk organik cair ini diikuti warga desa Pakijangan dengan sangat antusias. Warga desa Pakijangan juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengenai manfaat pupuk organik cair dan mencoba pembuatan sampel pupuk organik cair. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat membantu kesuburan tanaman di bidang pertanian sekaligus sebagai upaya menjaga lingkungan dengan pengelolaan limbah serta meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengelola limbah menjadi produk bernilai ekonomi.
Dosen Pembimbing Lapangan: Fajar Arianto., S.Si., M.Si
Lokasi: Desa Pakijangan, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes
KKN Undip Tim I 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H