Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Undip Berhasil Ubah Limbah Tempe Menjadi POC sebagai Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan

Diperbarui: 25 Januari 2023   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberian materi manfaat dan kelebihan pupuk organik cair kepada warga desa Pakijangan

Pemberian pupuk organik cair kepada warga desa Pakijangan

Hasil pupuk organik cair dari limbah cair tempe

Alat dan bahan pembuatan pupuk organik cair

Brebes (23/01/2023) Limbah dan pengelolaannya kini menjadi isu yang penting di Indonesia, termasuk  di Desa Pakijangan, Kecamatan Bulakamba, Provinsi Brebes.  Limbah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah dapat berbentuk padat, cair dan ataupun gas dan memiliki dampak terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.  Masyarakat di Desa Pakijangan setiap harinya menghasilkan limbah baik  organik maupun anorganik. Jumlah  sampah atau limbah yang dihasilkan setiap tahunnya terus bertambah, namun belum diikuti dengan peningkatan pengelolaan sampah atau limbah yang baik. Salah satu limbah yang banyak dihasilkan di Desa Pakijangan adalah limbah sisa produksi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) tempe yang memiliki nilai konsentrasi COD ( Chemical Oxygen Demand) yang tinggi, sehingga jika limbah cair ini dibuang langsung ke lingkungan akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat mengganggu pernapasan warga di sekitarnya. Jika limbah tersebut dibuang ke sungai maka keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh, banyak biota sungai yang mati, serta warga yang mempergunakan air sungai akan terkena penyakit gatal maupun diare.

Guna memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dengan memanfaatkan limbah organik yang ditimbulkan, mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Fransiskus Kevin mengadakan pelatihan dan sosialisasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah tempe kepada Warga Desa Pakijangan di Posko Tim KKN Desa Pakijangan pada hari Senin, 23 Januari 2023. Pupuk organik cair adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Pupuk cair digunakan sebagai solusi untuk mengurangi limbah produksi dan juga penggunaannya yang ramah lingkungan. Pembuatan pupuk ini dianggap mampu mengurangi pencemaran limbah di perairan dan dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara pada tanaman. 

Pupuk organik cair dihasilkan dengan bantuan MOL. Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.  Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Salah satu contoh MOL yang mudah didapat di pasaran adalah EM4. Effective Microorganism 4 (EM4) adalah larutan yang mengandung banyak bakteri menguntungkan, salah satu aktivator yang dapat membantu mempercepat proses pengkomposan dan sangat bermanfaat.

Program Monodisiplin pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah tempe dimulai dari pembuatan sampel POC dengan alat dan bahan sederhana, yaitu botol air mineral 1,5 Liter, gelas takar, corong, gula pasir, air 100 ml, limbah cair tempe, dan EM4. Berikut merupakan prosedur pembuatannya. 

  • Larutkan 2-3 sendok makan gula pasir dengan air 100 ml.
  • Isi botol air mineral dengan limbah cair tempe.
  • Masukkan larutan gula  ke dalam botol air mineral yang berisi limbah.
  • Tambahkan 3-4 tutup botol EM4.
  • Setelah dimasukkan semua, Aduk atau kocok botol hingga tercampur rata.
  • Tutup rapat dan simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
  • Setiap hari botol air mineral dibuka lalu ditutup rapat kembali untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi pupuk.
  • Diamkan proses fermentasi hingga 2 minggu sampai tidak terbentuk gas pada botol atau sudah tercium bau tape yang menyengat.

Cara penggunaan pupuk organik cair :

  • 100 ml pupuk organik cair yang di larutkan pada air sebanyak 1 liter yang nantinya dapat disemprotkan ke daun.
  • Untuk penggunaan pada akar 100 ml pupuk organik  cair yang di larutkan pada air sebanyak 1 liter, tetapi yang diberikan ke akar tanaman sebanyak 100 ml saja yang dilakukan setiap seminggu sekali.

Pelatihan dan sosialisasi  dilakukan dengan memberikan media pembelajaran video tutorial pembuatan pupuk organik cair dan dibantu dengan pemberian materi presentasi agar lebih mudah dipahami. Pelaksanaan sosialisasi pembuatan pupuk organik cair ini diikuti warga desa Pakijangan dengan sangat antusias. Warga desa Pakijangan juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengenai manfaat pupuk organik cair dan mencoba pembuatan sampel pupuk organik cair. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat membantu kesuburan tanaman di  bidang pertanian sekaligus sebagai upaya menjaga lingkungan dengan pengelolaan limbah serta meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengelola limbah menjadi produk bernilai ekonomi. 

Dosen Pembimbing Lapangan: Fajar Arianto., S.Si., M.Si

Lokasi: Desa Pakijangan, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes

KKN Undip Tim I 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline