Pengelolaan kotoran Sapi (Bos taurus) menjadi biogas merupakan alternatif baru untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Selain menghasilkan gas, pengelolaan kotoran sapi juga menghasilkan limbah berupa bioslurry. Bioslurry merupakan hasil final dari pengelolaan biogas berbentuk lumpur dan masih mengandung nutrisi yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Bioslurry yang diambil dari penampungan limbah biogas mempunyai tekstur sludge. Limbah bioslurry yang bertekstur sludge atau menyerupai tekstur lumpur dapat dimanfatkan sebagai pupuk (Fadilah,2019).
Bioslurry dibedakan menjadi dua jenis yaitu, bioslurry cair dan bioslurry padat. Bioslurry cair yang baru diambil dari outlite biogas memiliki warna coklat. Sedangkan bioslurry padat berwarna lebih coklat kehitaman. Bioslurry yang berupa cairan atau padatan memiliki kandungan yang sama, tetapi hanya berbeda cara pengelolaan dan pengaplikasianya pada tanaman.
Bioslurry yang siap untuk diaplikasikan pada tanaman mempunyai ciri – ciri tidak memiliki bau seperti kotoran sapi segar, tidak menghasilkan gelembung udara seperti busa pada air sabun dan jika dilihat dari segi warna mempunyai warna coklat gelap. Bioslurry yang siap digunakan tidak mengundang serangga atau lalat untuk terbang di sekitarnya (Anonim,2012).
Bioslurry mengandung mikroba probiotik yang membantu meningkatkan mikroorganisme dalam tanah sehingga tanah menjadi subur. Selain itu bioslurry dapat mengendalikan penyakit yang terdapat di dalam tanah. Tanah yang kaya akan mikroorganisme baik akan mengakibatkan produktifitas tanah semakin baik sehingga berdampak pada hasil panen (Muanah,2019).
Bioslurry sendiri dapat diterapkan pada semua tanaman. Namun untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, penelitian sering menggunakan tanaman holtikultura. Salah satu tanaman holtikultura yang sedang naik daun dipasaran yaitu tanaman kailan.
Tanaman Kailan dalam nama ilmiah (Brassica oleracea) sering diistilahkan dengan nama chinese broccoli termasuk dalam sayuran yang tergabung dalam keluarga kubis – kubisan ( Brassicaceae). Tanaman kailan sangat baik jika ditanam pada tanah yang berpasir dan mengandung banyak bahan organik. Kondisi tanah agar pertumbuhan kailan maksimal diharapkan mempunyai pH optimum sekitar 6-6,8 dan daerah penanaman pada ketinggian 700 – 1500 m dpl. Selain memperhatikan ketinggian, suhu harian yang direkomendasikan agar pertumbuhan maksimal yaitu 23-35˚C(Fathin,2019).Tanaman kailan sendiri mempunyai kandungan vitamin yang dibutuhkan manusia. Tanaman kailan merupakan sumber vitamin A, B, dan C. Selain vitamin, Tanaman kailan merupakan sumber mineral yang dibutuhkan manusia seperti Fosfor, Klor, Sulfur(belerang), Kalsium,dan zat Besi (Sejarah, 2019).
Penelitian yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Bioslurry terhadap Pertumbuhan Tanaman Kailan (Brassica oleracea) mendapatkan hasil penelitian bahwa pemberian bioslurry menghasilkan pengaruh yang berbeda pada setiap parameter yang diukur. Parameter yang diukur pada penelitian tersebut antara lain, tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah. Penelitian mendapatkan hasil yang berbeda – beda dari setiap parameter. Pemberian bioslurry berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan berat basah tanaman, tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah daun tanaman. Pemberian bioslurry tidak berpengaruh terhadap jumlah daun karena yang menjadi aspek penting bukan jumlahnya, tetapi lebih kepada luas daunya. Dengan kata lain, semakin tinggi tanaman tidak selalu mempunyai daun yang banyak. Dari grafik pertumbuhan tanaman di atas, menunjukan konsentrasi terbaik pemberian bioslsurry ke tanaman kailan yaitu perlakuan B dan C. Perlakuan B sendiri terdiri dari 50 ml bioslurry ditambah 150ml air, sedangkan perlakuan C terdiri dari 100ml bioslurry ditambah 100ml air. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian bioslurry lebih baik jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan pupuk.
Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa masih terdapat alternatif pupuk yang dapat digunakan untuk melakukan praktik pertanian. Penggunaan pupuk organik tentu dapat berdampak positif meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman. Selain itu, penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan kapasitas mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah. Penggunaan pupuk organik harus senantiasa didukung agar dapat menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan. Selain itu, petani tidak tergantung dengan pupuk yang dibuat oleh pabrik. Untuk mewujudkan itu semua, mari kita galakan kembali pertanian organi agar menciptakan Indonesia yang berdaulat pangan dan menciptakan ketahanan pangan. Perubahan yang baik tentu harus berawal perbuatan kecil, mari kita mulai dari kegiatan kecil agar mencapai sesuatu pencapaian yang luar biasa. Demikian, Terima Kasih.
Daftar Pustaka
Anonim,2012,Bioslurry.https://www.biru.or.id/bioslurry/faq-bioslurry. Diunduh Tanggal 25 Feburari 2021.
Fadilah , H. F., Kusuma, M. N. & Afrianisa, R. D., 2019, Pemanfaatan Bioslurry dari Digestes Biogas Menjadi Pupuk Organik Cair, Surabaya, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya: 513-514.