Lihat ke Halaman Asli

Fransiskus Fernando Tarigan

Anak ketiga dari tiga bersaudara

Aku dan Masyarakat Keerom Papua Sebuah Pengalaman Berharga

Diperbarui: 20 April 2019   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak SD Sawita Papua (dokpri)

Siapa sangka di tahun 2015 yang lalu saya berkesempatan untuk berangkat menuju wilayah paling ujung timur Indonesia yaitu provinsi Papua, lebih tepatnya daerah Kabupaten Keerom distrik Arso Timur. 

Boleh dikatakan "aji mumpung"  sebenarnya bagi saya bisa ditempakan disana, sewaktu ikut menyelesaikan program trainning di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit milik swasta dimana saat itu saya beserta 10 orang teman saya mengikuti program Management Trainee (MT) di Kalimantan Timur. 

Pada saat itu, ketika saya mengetahui bahwa ada daerah operasional perusahaan yang berada di wilayah ujung timur indonesia yaitu Papua terlintas dalam benak saya pribadi untuk bisa sampai kesana merasakan bagaimana kehidupan di tanah Papua yang selama ini hanya bisa saya lihat via media - media elektronik.

Singkat cerita, setelah lulus program trainning di kalimantan timur. Managemen akhirnya memutuskan saya untuk berangkat ke Papua dan waktu itu hanya saya sendiri saja yang ditempatkan di daerah Papua sedangkan teman - teman yang lainnya ditempatkan di Pulau Kalimantan. 

Saya berangkat dari bandara Sepinggan, Balikpapan - Kalimantan Timur menuju Bandara Sentani, Jayapura - Papua. Sesampainya di Bandara Sentani, Jayapura - Papua. Saya bisa merasakan betapa gugup bercampur senang jiwa raga ini. 

Selama ini saya hanya bisa melihat di media - media elektronik tentang Papua kini tidak disangka saya bisa juga sampai ke Tanah Papua walaupun sebenarnya ini bukan bertujuan untuk travelling melainkan menyelesaikan tugas dan  tanggung jawab yang diberikan perusahaan.

Setibanya di Arso Timur - Kabupaten Keerom yang kira - kira ±2 jam dari Abepura atau ±3 jam dari Sentani. Saya masih canggung pada waktu itu, maklum masih dalam tahap proses adaptasi lingkungan yang baru. 

Setelah beberapa bulan beradaptasi, hingga akhirnya saya mulai terbiasa dengan dialek sosial sekitar. Berinteraksi dan mencoba melihat dan memahami bagaimana kultur budaya setempat diterapkan dalam hal kehidupan sehari -- hari mereka yang merupakan masyarakat asli setempat. 

Satu hal yang paling unik dari masyarakat Papua adalah ketika kita sedang makan mereka akan mengatakan kepada kita "selamat makan" kalau kita jumpa dijalan mereka akan menegur kita dengan ucapan "selamat pagi/siang/malam kaka/ pa bos ". Dengan dialek yang mereka punya yang terdengar lucu , unik dan ramah.

Banyak diantara kalian mungkin yang jarang mendengar Kabupaten Keerom, diwilayah Papua, kabupaten ini memang tidak terlalu terkenal dibanding dengan daerah Wamena atau Raja Ampat yang sering disebut dalam destinasi wisata Indonesia. Tapi bagi saya pribadi daerah tersebut memberikan banyak pelajaran tentang hidup dan bagaimana mensyukuri kehidupan. 

Wilayah Keerom merupakan wilayah yang boleh dikatakan dekat dengan kota Jayapura. Namun pada saat saya kesana ada rasa heran yang menyelinap dalam diri saya pribadi bagaimana mungkin daerah yang dekat dengan ibu kota provinsi Papua ini masih hidup dalam ketertinggalan dalam segala aspek. Terutama Pendidikan anak - anak disekitar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline