JAKARTA- Peran pemerintah Desa Kenotan, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, dalam beberapa hari belakangan ini menjadi sorotan masyarakat lantaran pembangunan akses jembatan Waitete yang dilakukan secara swadaya.
Jembatan Waitete yang merupakan salah satu akses untuk para petani mendistribusikan hasil komoditi, dibangun murni atas inisiatif masyarakat pada Minggu, (24/11/2024).
Menurut laporan @terasntt.com, pembangunan itu dilakukan oleh tiga wilayah di Desa Kenotan, yakni Lama Ole, Wua One, dan Baolangung. Pembangunan jembatan dengan tinggi 4 meter, lebar 5,5 meter, dan panjang 6 meter tersebut menelan total anggaran sebesar Rp300 juta. Nominal tersebut semuanya hasil swadaya masyarakat dari ketiga wilayah di Desa Kenotan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, diaspora mahasiswa Desa Kenotan yang tersebar di beberapa wilayah seperti Ende, Kupang, Surabaya, Malang, Bali, Jogja, dan Jakarta, dalam diskusi zoom pada Minggu (24/11/2024), menyampaikan keprihatinan terhadap peran dan perhatian dari pemerintah Desa Kenotan terhadap masyarakat.
"Sangat memprihatinkan pemerintah Desa Kenotan saat ini, pembangunan jembatan Waitete yang merupakan salah satu akses para petani berkebun itu dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Lalu yang menjadi pertanyaan kita adalah peran pemerintah Desa Kenotan seperti apa terhadap pembangunan jembatan Waitete ini? Peristiwa ini merupakan salah satu tolak ukur bahwa pemerintah Desa Kenotan saat ini bisa dibilang cacat dalam bekerja."
Selain persoalan di atas, diskusi zoom tersebut juga membahas beberapa masalah lainnya yang menimbulkan keresahan di masyarakat Desa Kenotan saat ini di antaranya:
- Pertanggungjawaban progres proyek air minum.
- Judi yang semakin marak dan menjadi salah satu sumber kenakalan remaja.
- Masalah pendidikan.
- Pembangunan infrastruktur desa yang dinilai setengah-setengah.