Keberhasilan Bupati Antonius Hubertus Gege Hadjon,ST dalam menekan angka stunting di Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini jadi minatan Kemenkes RI menjadi salah satu narasumber dalam Rakernas Kementerian Kesehatan RI pad Kamis (20/02/2020) di Kemayoran Jakarta. Melalui akun Facebook miliknya, Bupati Anton mengapresiasi untuk semua mereka yang dengan penuh cinta menjalankannya.
"Menurut Bupati Anton, program Gempur Stunting "Gerobak Cinta" dianggap berhasil menekan angka stuting di Kabupaten Flores Timur, sehingga dirinya diminta untuk jadi salah satu narasumber dalam Rakernas Kementrian Kesehatan.''ungkap Bupati Anton.
Rakernas Kemenkes tahun ini mengusung tema Promotif Preventif Kesehatan untuk Membentuk SDM Unggul menuju Indonesia Maju 2045. Sebanyak 2.215 peserta dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Rakernas Kemenkes 2020 dilaksanakan untuk memantapkan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan tahun 2020-2024, serta adanya masukkan dari daerah (peserta Rakerkesnas) terkait isu-isu strategis.
Rakernas Kemenkes tersebut, membahas masalah kesehatan, yakni Kematian Ibu dan Anka Kematian Bayi (AKI/AKB), Pengendalian Stunting, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Tata Kelola Sistem Kesehatan.
Terkait pencegahan stunting di Flotim, Pemda telah mencanangkan Program Gerobak Cinta yang dideklarasikan sejak 16 November 2018 yang lalu, mampu menurunkan angka stunting dikabupaten Flotim. Berbagai upaya yang dilakukan Pemda Flotim,, misalnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan menu Sorgum dan Kelor (Solor) , kerjasama dengan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) pimpinan Melki Koli Baran dalam mengkampanyekan upaya pencegahan stunting melalui program Voice For Change Partnership (V4CP) sector Food and Nutrition Security (FNS), maupun dengan kerjasama dengan berbagai phak dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Flores Timur.
Dengan kerja keras dangan semua eleman masyarakat, Program Gerobak Cinta telah berhasil menurunkan angka stunting dari 44% menjadi 28%. Berarti kita berbangga kearifan lokal yang namanya kelor dan sorgum itu yang disebut-sebut di 34 provinsi ada di Kabupaten Flores Timur. Sorgum dan Kelor menjadi pangan lokal contoh untuk 21 kabupaten lainnya di NTT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H