Lihat ke Halaman Asli

Fransiskus K. Doken

Membangun Indonesia Dari Pinggiran

Seremonial "Dope Krome" di Pulau Adonara NTT Patut Dilestarikan

Diperbarui: 17 Januari 2020   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seremonial Dope Krome di desa Honehama Kecamatan Witihama Pulau Adonara Flotim NTT--dokpri/istimewa

Salah satu seremonial yang semestinya harus dilestarikan dikalangan masyarakat Lamaholot di Pulau Adonara , yakni seremonial Dope Krome (Antar Tikus). Tradisi Dope Krome di laksanakan di Lewotana (kampung) yang memiliki asal usul (tradisi khas asli). Salah satu Lewo (kampung) di Pulau Adonara yang sering melalukan tradisi tersebut, yakni Honehama. Lewo atau Kampung itu terletak di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur atau secara usu asa (asal usul) di namakan Lewotana Paji Daratan Witihama.

Seremonial Dope Krome dilakukan pada waktu tertentu, yakni dilakukan apabila 'nepan Nolan ola ehin lali duli pali sape gere lewotana (dilakukan pada saat musim tanam dan musim petik tanaman pertanian.Apabila seremonial ini tidak dilakukan, maka yang bersangkutan (krome/tikus) secara barisan menyerbu lumbung (keb'a) untuk makan hasil pertanian yang tersimpan di dalamnya. Serbunya krome/ tikus tersebut dikarenakan masyarakat petani tidak menyimpan bagian mereka.

Dengan adanya kejadian tersebut, masyaraakat adat segera mungkin melakukan seremonial yang dinamakan Dope Krome. Tujuannya adalah menghantar mereka dengan bagiannya, dan sekaligus meminta maaf atas kekeliruan dan kekilafan.

Dalam seremomial tersebut juga dilakukan seperti perjanjian untuk bekerja sama menjalin hubungan dalam menjaga keselamatan kebun dan isinya (Nepa Nolan). Dalam tutur Lamaholot ''Raga geriha nepan Nolan ti ola doka tubak mula hoin hain di noon ramute nai buno sape gere benget nai tiwan wikin bage reten gere puhun sampe wuan" To hama-hama ola luga taan pau nina nader lewo pulo nooro gole tana lema naaro natan,Ti nuba ake malu lepet nara ake mara horet sape taan tun tuen wulan natan sape taan kelen lodo parep tanah (sama-sama menjaga kebun dan tanamannya serta hasilnya dipersembahkan kepada Lewotana).

Menurut salah seorang warga kampung Honehama, Kristiani Claris yang dikonfirmasi media terkait seremonial adat Dope Krome, menghimbau agar seremonial tersebut harus dibudayakan dan dilestarikan demi menjaga keselamatan hasil panen dan juga untuk diketahui dan dilakukan oleh generasi kita yang akan dating,"tutur Kristiani".

Kristiani, menyebut acara atau seremonial adat Dopen Krome ini pernah menjadi salah satu acara di pergelaran Festiival Nusa Tadon Adonara di Desa Kiwangona pada 2019 yang lalu. Kristina, kembali menghimbau agar tradisi ini patut dilestarian oleh Lewotana yang memiliki tradisi tersebut, termasuk lewotana Honeham desa Tuwagoetobi dan juga desa Waiwuring yang berlokasi di daerah Kemoi (lokasi pesisir pantai desa Tuwagoetobi Honehama).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline