Lihat ke Halaman Asli

Fransiskus K. Doken

Membangun Indonesia Dari Pinggiran

Jefri Asan: Walaupun Gunakan Teknologi Canggih, Saya Tetap Lirik dan Cintai Budaya Lamaholot

Diperbarui: 8 Desember 2019   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jefrianus Doko Asan di sela-sela Festival Budaya Nusa Tadon Adonara/dokpri

Seiring dengan zaman yang semakin berkembang dan modern ini, para generasi muda dimanjakan dengan segala kemudahan teknologi yang ada. Dengan kemudahan teknologi yang ada budaya dari luar pun dapat dengan mudahnya masuk dan di nikmati dengan mudah oleh generasi muda kita.

Berbeda dengan pandangan Jerfrianus Doko Asan,pemuda desa Adobala, Kecamatan Kelubagolit, Flotim, NTT mengaku setia dan cinta budayanya lamaholot dari gempuran digitalisasi.

Kepada Kompasiana.com, pemuda ganteng asal desa Adobala, NTT ini merasa bangga dengan pesona budaya lamaholot yang ditampilkan melalui Festival Budaya Nusa Tadon Adonara beberapa waktu lalu.

Menurut Doko Asan, sebagian generasi muda sekarang terkadang menganggap budaya daerah sepertinya ketinggalan zaman dan kuno dan menyibukan diri dengan segala kecanggian digitalisasi  daripada melirik budaya daerah.

Lebih lanjut, pria tampan Adobala ini mengajak generasi milenial agar selalu merasa bangga dengan budaya daerah yang kita miliki. Walaupun kecanggihan dunia modern, kita tetap setia dan cinta dengan budaya lamaholot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline