Lihat ke Halaman Asli

FRANSISKUS HERU

Guru dan Penulis asal Kec. Sompak, Kab. Landak, Kalimantan Barat.

Burung Enggang

Diperbarui: 2 Juni 2024   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seekor burung Enggang Kalimantan yang terbang. Sumber gambar: screenshot di Instagram @ecoracekertih

Cerpen oleh Fransiskus Heru

"Dreng, dreng, deng, deng," bunyi lonceng sekolah memanggil mereka agar beristirahat sejenak. Ibu Guru Marutu yang kala itu mengajar di kelas mereka sedang mengemas laptop berserta chargher-nya, proyektor LCD, terminal listrik dan buku presensi kehadiran Pesertadidik. Beres mengemas, Bu Marutu meminta agar ditutup pembelajaran di dalam kelas itu kerena telah memasuki jam istirahat sekolah.

Ongon, sang Ketua Kelas pun menginstruksikan semua teman-temannya untuk berdiri dan mengucapkan salam. 

Ucap Ongon, "Beri hormat kepada Ibu Guru!"

"Terimakasih Bu Guru!," ucap bibir-bibir teman Ongon kepada Bu Marutu.

"Terimakasih anak-anak. Silahkan istirahat," balasan ucap bibir dari Ibu Marutu.

Pada suatu tempat yang berbeda, namun masih di lingkungan sekolah. Ongon pun keluar dari dalam kelas, lalu pergi menuju kantin milik Ibu Sutinani.

Ongon yang hendak memakan nasi kuning buatan Ibu Sutinani alias Ibu Lelet, pemberian nama julukan oleh sahabat-sahabatnya Ongon. 

Satu biji nasi kuning Ongon tak jadi tersentuh giginya, apalagi terasakan oleh lidahnya. Karena sontakpun Anjotet, Toro, Daka dan Unang datang, lalu duduk di kursi kantin Bu Lelet yang berhadapan dengan Ongon. Anjotet mulai berlisan kepada Ongon.

"Wih, nasi kuning Broku."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline