Toraja merupakan salah satu suku yang memiliki ragam keunikan seperti upacara adat kematian, masakannya yang khas dan masih banyak keunikan lainnya. Kearifan lokal masyarakat Toraja dalam bidang pertanian yaitu sistem kuang. Kuang merupakan sumur kecil yang terletak di tengah-tengah sawah.
Kuang digunakan sebagai penyimpanan air dan ternak ikan. Umumnya terdapat 3 kuang dalam satu petakan sawah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air sehingga para petani tidak cemas akan kekurangan air pada sawahnya. Selain itu, pinggiran sawah digunakan para petani untuk menanam sayur-sayuran. Dengan kearifan lokal para petani di Toraja, secara tidak langsung sudah menerapkan sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Dalam pertanian berkelanjutan perlu diperhatikan 3 point penting yaitu menjaga ekosistem pada huma pertanian (Planet), menghasilkan (Profit), terjamin kesehatannya jika dikonsumsi orang-orang (people). Ketiga prinsip ini saling berkaitan dengan adanya sistem kuang, ekosistem tetap terjaga, menghasilkan pendapatan dari ternak ikan dan penanaman sayur-sayuran serta aman dikonsumsi oleh manusia dari hasil ternak ikan dan penanaman sayur-sayuran. Tapi dengan demikian jika ternak ikan dilakukan dengan konvensional belum terjamin baik dikonsumsi manusia. Namun jika ternak ikan tersebut dilakukan dengan organik maka hasil ternak ikan tersebut akan baik dan aman untuk dikonsumsi serta memenuhi prinsip pertanian berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H