Lihat ke Halaman Asli

Fransiscus P.H. Prasetio

Mahasiswa Program Studi Manajemen Magister Pendidikan Universitas Cenderawasih Jayapura

Dinamika Kepemimpinan Pendidikan

Diperbarui: 5 Mei 2021   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tujuan pendidikan sesuai yang diharapakan oleh seluruh rakyat indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indeonesia. Untuk mencapai tujuan mulia itu dibutuhkan wadah atau organisasi untuk mengelola segala sesuatu yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk sistem pendidikan nasional.

Organisasi pendidikan akan dapat mengantarkan seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai tujuan pendidikannya apabila dikelola dengan kepemimpinan yang baik dan benar. Yang pada hakikatnya merupakan tujuan seluruh rakyat Indonesia yaitu kepemimpinan pendidikan yang mampu mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa Indonesia.

Begitu strategisnya fungsi kepemimpin pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia, sehingga harus pula selalu ada upaya meningkatkan fungsi, peranan dan kriteria kepemimpinan  pendidikan agar sesuai dengan tuntutan masyarakat dan tantangan perkembangan jaman.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa terdapat tiga tantangan yang berorientasi masa depan yaitu: 1. Kapabilitas yang masih belum sesuai dengan tuntutan masa depan (unknown-unknown) atau tidak tahu bahwa kita tidak tahu. Dengan pengertian lain adalah belum dapat menganalisis perubahan masa depan sehinga tidak dapat mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi, 2. Belum ada tradisi melembagakan antisipasi terhadap masa depan, dan 3. Tantangan untuk keluar dari perangkap ekstrapolasi atau asumsi bahwa masa depan akan sama dengan masa sekarang, yang pada akhirnya akan menghambat kemampuan organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan.

Dalam organisasi pendidikan, kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan agar kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efesien dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Organisasi pendidikan yang berhasil dalam mencapai tujuaannya dan mampu memenuhi tanggungjawab sosialnya sangat tergantung pada para manajernya atau pemimpinnya. Apabila manajer mampu melaksankan fungsi-fungsiya dengan baik sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan memperngaruhi perilaku anggotanya dan mampu mengarahkan bawahanya ke arah pencapaian tujuan organisasi

Ada pendapat yang menyatakan bahwa kepemimpinan pendidikan dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria keberhasilan lembaga pendidikan yaitu:

  • Input, yaitu tingkat ketersediaan dan pendayagunaan masukan instrumental dan lingkungan.
  • Proses, yaitu tingkat efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembelajaran/pendidikan
  • Output, yaitu tingkat pencapaian lembaga dan hasil belajar, dan
  • Outcome, yaitu dampak langsung dan tidak langsung yang dapat menunjukkan tingkat keberhasilan dan kemanfaatan lembaga dan input yang dikelolanya.

Saat ini dibutuhkan seorang pemimpin pendidikan yang memiliki jiwa kepemimpinan yang seutuhnya, yaitu orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dengan sadar, rela dan sepenuh hati dengan gaya kepemimpinan yang khas, dan mampu menjawab tantangan perubahan jaman.

Secara umum tipe atau gaya kepemimpinan akan teraktualisasi melalui cara seorang pemimpin dalam mengelola suatu organisasi. Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda tergantung selera dan karakter masing-masing pemimpin tersebut. Tipe kepemimpinan yang ada antara lain:

  • Kepemimpinan otokratis, Seorang pemimpin yang otokratis akan memperlihatkan kekuasaan dan tanggungjawabnya, sehingga maju mundurnya oraganisasi tergantung pada kepemimpinannya. Pengawasan dilakukan secara ketat karena ada kekwatiran pemimpin jika pekerjaan bawahanya tidak sesuai dengan keinginannya.
  • Kepemimpinan pseudo-demokratis, pemimipin yang memperlihatkan kesan demokratis di dalam memimpin padahal sebenarnya ia bersifat otokratis.
  • Kepemimpinan laissez-faire, Pemimimpin tipe seperti ini akan menghendaki supaya bawahanya diberikan kebebasan utntuk melakukan segala sesuatu yang mereka anggap benar, sehingga bawahanya bekerja tanpa ada pengawasan.
  • Kepemimpinan demokratis, Pemimipin yang mengangap dirinya sebagi bagian dari kelompoknya yang secara bersama-sama dengan kelompoknya akan berusaha dan bertanggungjawab untuk tercapainya tujuan bersama.

Dalam prakteknya, aspek personalitas menjadi salah satu kepribadian dalam kepemimpinan. Personalitas dapat diartikan sebagai totalitas karakterisitik individu. Pada umumnya para pemimpin organisasi pendidikan yang sangat efektif dalam memelihara hubungan baik dalam sebuah organisasi adalah mereka yang mempunyai sifat-sifat kepribadian yang baik.

Terdapat beberapa sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan adalah: 1. Rendah hati dan sederhana, 2. Bersifat suka menolong, 3. Sabar dan memiliki kestabilan semosi, 4. Percaya kepada diri sendiri, 5. Jujur, adil, dan dapat dipercaya, serta 6. Memiliki keahlian dalam jabatannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline