Lihat ke Halaman Asli

Siapa Bilang Ampas Tahu Cuma Bisa Jadi Limbah?

Diperbarui: 4 Maret 2018   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://kinclongbangeet.wordpress.com

Yuk baca artikel yang bisa buat inovasi baru di bidang pertanian.

Banyak orang mengangap limbah hanyalah sebagai sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali dan dapat mencemari lingkungan disekitarnya. Limbah industri pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya, limbah dari industri tahu, susu, pembekuan dan pengeringan makanan, industri pengolahan daging, unggas, dan hasil laut dapat menimbulkan bau yang tidak diinginkan dan polusi berat pada perairan bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.

Upss.. jangan salah buktinya tidak semua limbah dapat menimbulkan dampak yang negatif. Contohnya limbah tahu, limbah tahu adalah limbah yang dihasilkan dari proses pencucian kedelai menjadi tahu yang kurang dimanfaatkan, sehingga apabila dibiarkan dapat berakibat terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Dampak dari limbah padat belum dirasakan terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang dapat merugikan  tahu itu sendiri maupun tubuh manusia.

Tahukah anda? bahwa ampas tahu itu bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain, misalnya sebagai pupuk organik yang banyak mengandung senyawa organik, maka salah satu cara pengolahan limbah pada industri tahu adalah pemanfaatan limbah ampas tahu menjadi kompos. Limbah tahu mengandung N, P, K, Ca, Mg, dan C organik yang berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah. Berdasarkan analisis, bahan kering ampas tahu mengandung kadar air 2,69%, protein kasar 27,09%, serat kasar 22,85%, lemak 7,37%, abu 35,02%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 6,87%, kalsium 0,5%, dan fosfor 0,2%.

Kandungan-kandungan tersebut memiliki potensi untuk dapat meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Tidak hanya ampas padat, limbah cair pun dapat dijadikan pupuk organik. Limbah cair tahu  mengandung bahan organik tinggi, suhu mencapai 40oC-46oC, kadar BOD5 (6.000-8.000 mg/1), COD (7.500-14.000 mg/1), TSS dan pH yang cukup tinggi pula. Jika langsung dibuang ke sungai limbah cair akan mengakibatkan bau busuk, menyebabkan tercemarnya sungai dan akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya. Sehingga industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada. Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah tahu adalah gas nitrogen (N2). Oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan (Herlambang, 2002).

Cara pembuatan dan bahan-bahan dalam membuat pupuk organik dari ampas tahu cukup mudah sehingga dapat diproduksi mandiri oleh masyarakat. Cara pembuatan pupuk kompos ini yaitu dengan cara mencampurkan ampas tahu dengan molase atau dekomposer cair selama dua minggu. Setelah itu, ditimbun dengan jerami dan dedaunan kering. Hasilnya, maka terbentuk pupuk kompos yang kaya protein bermanfaat bagi kesuburan tanaman sehingga tanaman dapat memperoleh hasil yang optimal. Pupuk komposnya seperti tanah, jadi selain bisa dicampur sebagai pupuk, juga bisa menjadi media tanam langsung. Kandungan bahan organik pada limbah tahu jika diolah dengan tepat menggunakan campuran bahan lain akan menghasilkan pupuk organik yang ramah lingkungan dan menyuburkan tanaman (Desiana, dkk, 2013).

 So, masih bimbang? Mau pakai pupuk yang mana? Yuk buat pupuk dari ampas tahu yang praktis tapi banyak kandungan unsur haranya. Selamat mencoba.

Daftar Pustaka:

Desiana, christina. 2013. Pengaruh Pupuk Organik Cair Urin Sapi dan Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theo broma cacaoL.). Jurnal Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Vol.1 No.1 113-119.

 Herlambang. 2002. Teknologi Pengolahan Sampah dan Air Limbah. Jurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/download/281/280.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline