Manusia sebagai makhluk sosial tentunya perlu menjalin relasi dengan sesamanya manusia. Mereka yang memiliki kesaamaan, berkumpul menjadi satu komunitas dan terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
Melalui komunitas mereka tumbuh dan berkembang bersama sebagai sebuah kesatuan dalam kehidupan sosial masyarakat. Namun sayangnya, perjalanan sebuah komunitas tentunya tidak dapat berjalan mulus, terdapat tantangan tersendiri yang mengiringinya. Salah satu komunitas tersebut adalah Jiwo Bakulan.
Apa itu Jiwo Bakulan?
Jiwo Bakulan merupakan Kelompok Swadaya Masyarakat yang berada di Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Komunitas ini dibentuk secara resmi dalam Keplu No.35 Tahun 2021 tentang Pembentukan Pengurus Desa Preneur Kalurahan Bangunjiwo pada tanggal 21 September 2021.
Diketuai oleh Josh Handani dan dibantu dengan 18 orang pengurus, Jiwo Bakulan siap membangun Bangunjiwo sebagai desa preneur. Desa preneur sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY dengan tujuan untuk membangun desa yang mampu menumbuhkembangkan kewirausahaan melalui unit-unit usaha yang diupayakan oleh keguyuban warga desa secara terpadu dan berkelanjutan dalam rangka menumbuhkan perekonomian desa (Cahyana, 2021).
Jiwo Bakulan! Siap Bakulan!
Tagline Jiwo Bakulan untuk membakar semangat para anggotanya yang tengah berjuang bersama menjadi green entrepreneur. Green entrepreneur berarti wirausahawan yang menjalankan usahanya dengan memperhatikan keseimbangan berbagai aspek seperti lingkungan, masyarakat, dan ekonomi sehingga tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata (Marliana, dkk., 2021, h. 43).
Keunikan inilah yang menjadi salah satu keunggulan Jiwo Bakulan, selain produknya yang tak kalah menarik dan kreatif. Misalnya saja selai organik dengan pengolahan french method dari Saja Jam, tegel dengan motif batik dari Sarasa Tegel, lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah dari Rumijo, ecoprint, peyek tumpuk, dan masih banyak lagi produk menarik lainnya.
Terdampak Pandemi
Jiwo Bakulan sebagai komunitas baru, yang lahir ditengah pandemi tentunya bukanlah hal mudah. Pandemi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan seolah membebani langkah Jiwo Bakulan untuk maju kedepan.