Saat ini seluruh sistem kesehatan dunia tengah kewalahan menghadapi tantangan dalam bentuk peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang semakin diperburuk oleh rasa takut, stigma, misinformasi, dan pembatasan pergerakan yang mengganggu pemberian pelayanan kesehatan untuk semua jenis penyakit. Ketika sistem kesehatan kelebihan bobot daya tampung dimana menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan, jumlah angka kematian langsung karena wabah dan kematian tidak langsung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dan diobati kian meningkat secara drastis.
Puskemas adalah faskes yang paling dekat dengan masyarakat. Komunikasi dan pelibatan masyarakat yang tepat penting untuk mempertahankan rasa percaya pada otoritas kesehatan masyarakat dan memastikan perilaku yang tepat dalam mencari pelayanan kesehatan yang sesuai.
Sayangnya selama ini kita hanya mengandalkan rumah sakit atau pusat perawatan darurat untuk menangani COVID-19. Hal ini membuat masyarakat yang tidak memiliki akses rumah sakit di daerah tempat tinggalnya memiliki pemahaman bahwa harus menempuh jarak yang jauh sehingga akhirnya peningkatkan kemungkinan penularan dan penyebaran virus penyebab COVID-19 malah semakin tidak dapat terhindarkan. Padahal, peran puskesmas tiap kecamatan berpotensi besar menjadi fasilitas dasar dalam mendeteksi dan menangani COVID-19 dengan fungsi komprehensif mulai dari pencegahan, deteksi dini, pengobatan, hingga rehabilitasi. Seperti halnya yang diutarakan Ibu Rahmawatul (57), salah seorang pasien setia dari poli kesehatan St.Anna Bronggalan. “Iya mbak, dulu sebelum tahu ada puskesmas yang letaknya dekat dari rumah, saya harus naik bis kota atau angkutan umum dulu ke rumah sakit besar, rasanya capek dijalan. Seringnya sewaktu sampai disana kondisi rumah sakit juga penuh, jadi pulang lagi kerumah karena sampai sore masih belum dapat giliran”, ujarnya.
Berangkat dari hal itu, mahasiswa UKDC melakukan pengabdian masyarakat pada layanan kesehatan Puskesmas daerah yaitu Poliklinik Santa Anna yang terletak di Jl. Bronggalan Sawah VA/32-34, RT 003 RW 009 Surabaya. Kegiatan pengabdian terdiri dari edukasi pemahaman COVID-19 maupun pengoptimalan penerapan fungsi 3T (test, tracing, treatment) dan 3M (memakai masker, menjaga jarak fisik dan mencuci tangan sesering mungkin).
Melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diharapkan nantinya akan ada dukungan peningkatan faskes daerah yang meliputi fasilitas, jumlah volunteer hingga peningkatan kualitas SDM, sehingga kedepannya dapat menjadi garda yang paling dekat dengan masyarakat guna membantu seluruh masyarakat untuk menikmati layanan kesehatan yang diberikan secara adil dan merata. Dengan demikian, tidak akan ada lagi pasien-pasien yang terabaikan kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H