Lihat ke Halaman Asli

Jelang Indonesia Vs Vietnam, Enam Tahun Lalu Garuda Muda Kalah. Balas!

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_144480" align="aligncenter" width="600" caption="(bola.inilah.com)"][/caption] Kekalahan dari Malaysia selalu meninggalkan jejak yang sulit dilupakan, tapi kekalahan tersebut harus segera dilupakan, sang pemuncak grup B, Vietnam telah menungguh Garuda Muda dipartai semifinal SEA Games XXVI. Indonesia harus puas menjadi runner-up grup A setelah pada partai terakhir di Stadion Gelora Bung Karno (17/11/2011), kalah dari Malaysia dengan skor tipis 0-1, gol Malaysia terjadi dimenit 17 oleh Syahrul Azwari Ibrahim, gol yang dicetak pemain yang menggantikan Wan Zakaria tersebut tidak mampu dibalas oleh Titus Bonai dkk sampai peluit akhir berbunyi. Dengan kekalahan tersebut Indonesia harus puas menjadi runner-up grup A dan disemifinal akan menantang juara grup B, Vietnam, Sabtu (19/11/2011). Kekalahan dari Malaysia ini menjadi hal yang positif bagi skuad Garuda Muda, sebab bisa dijadikan alarm supaya timnas Indonesia terbangun dan dapat melecutkan semangat para pemain agar lebih waspada dalam dalam menatap partai semifinal. Untuk ukuran variasi penyerangan, harusnya Garuda Muda bisa berbangga diri, karena barisan penyerang Indonesia mempunyai skil yang berbeda dengan Negara lain, tapi itu akan menjadi mubazir bila para pemain lebih sering melakukan umpan-umpan panjang langsung ke jantung pertahanan lawan yang terbukti pada penyisihan grup kurang efektif, sebab ciri khas Garuda Muda adalah permainan cepat dari kaki ke kaki dan disesekali diselingi gocekan yang mematikan. Coah Rahmad Darmawan punya pekerjaan agar pemainnya lebih sering menggunakan ciri khasnya dan jangan terbawa arus permainan lawan. Kita pencinta sepak bola patut bersyukur, karena Indonesia bisa menurunkan kekuatan penuh saat bersua Vietnam nanti, Patrich Wanggai, Titus Bonai, Oktovianus Maniani, Andik Vermansyah, Mahardiga Lasut, Abdul Rahman, Diego Michiels, dan kapten tim Egi Melgiansyah siap diturunkan. Dengan begitu coach Rahmad Darmawan lebih enak meramu tim dalam mengatur strategi yang tepat dalam menghadapi Vietnam. Hati-hati serangan balik Vietnam Sejak dulu pertemuan Indonesia dengan Vietnam khususnya di arena SEA Games selalu berjalan dengan ketat, dari data yang didapat, dalam delapan kali pertemuan Indonesia dengan Vietnam, gol yang tercipta tak lebih dari satu digit, hanya sekali terjadi lebih dari satu gol, yakni seri 2-2 saat SEA Games 1997 di Jakarta, sedangkan pertemuan terakhir Garuda Muda di SEA Games 2005, Vietnam berhasil mengalahkan Merah Putih dengan skor 1-0, sehingga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (19/11/2011) menjadi saat yang tepat untuk melakukan revan atas kekalahan tersebut. Ketika telah sampai dibabak knot out, hanya dua pilihan maju ke partai puncak atau terhenti, mengacu statistic pertemuan diatas, para pemain Vietnam adalah pemain-pemain yang sangat disiplin dalam menjaga daerahnya, sehingga tim Indonesia dibutuhkan kesabaran tinggi dalam mengatur tempo permainan. Juga yang perlu diwaspadai adalah serangan balik lawan, setelah melakukan empat pertandingan digrup A, para pemain Garuda Muda lebih sering terlambat dalam membatu pertahanan sendiri, penalty yang diterima Thailand yang bebuah gol bermula dari serangan balik Thailand, begitupun satu gol dari Malaysia, bek Garuda Muda dibuat kalang kabut ketika serangan balik cepat yang akhirnya berbuah gol. Dalam urusan mencetak gol, peraih perak SEA Games dua tahun lalu ini juga patut diwaspadai, dalam lima kali bertanding di grup B, tim dilatih Falko Gerd Gotz ini telah menjaringkan bola kegawang lawan sebanyak 16 gol, 5 gol diantaranya dicetak Nguyen Vam Quyet dan catatan kebobolannya juga cukup baik yakni hanya kemasukan dua gol, striker bernomor 12 sangat pintar mencari ruang kosong serta lincah dan cepat dalam melakukan serangan, karena itu Van Quyet patut mendapat pengawalan ketat dari bek-bek Garuda Muda, sementara otak permaian Vietnam ada pada kapten tim Pham Than Luong, pemain bernomor 19 ini kemampuan kaki kiri dan kanan yang sama baiknya, sehingga bisa bermain sebagai kiri maupun kanan, termasuk juga dua gelandang berbahaya Le Van Thangyang bernomor punggung 9 dan Le Hoang Thien, nomor 10. Pada intinya pemain Vietnam mempunyai pergerakan yang tak kalah cepatnya dari permianan Garuda Muda. Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam 26/11/05 : SEA Games (Vietnam 0-1 Indonesia) 04/12/03 : SEA Games (Vietnam 1-0 Indonesia) 06/09/01 : SEA Games (Indonesia 1-0 Vietnam) 12/08/99 : SEA Games (Indonesia 0-1 Vietnam) 07/11/97 : SEA Games (Indonesia 2-2 Vietnam) 12/12/95 : SEA Games (Indonesia 0-1 Vietnam) 09/06/93 : SEA Games (Indonesia 1-0 Vietnam) 28/11/91 : SEA Games (Indonesia 1-0 Vietnam) Total 8 kali main, Indonesia 4 kali menang, Vietnam 3 kali menang, seri 1. Pehatikan ketahanan fisik Garuda Muda! Tiap kali timnas Indonesia bertandingan, baik yang muda maupun senior yang selalu dikawatirkan adalah ketahanan fisik pemain, khususnya Garuda Muda seringkali saat memasuki menit 60 keatas para pemain mulai kedodoran dalam mengimbangi lawan, padahal pada menit-menit tersebut adalah menit yang rawan dan perlu lebih waspada, pada babak pertama para Garuda Muda sepertinya terlalu memporsir permainan, sehingga dibabak kedua khususnya menit 60 keatas fisik Garuda Muda mulai drof, untung saja Rahmad Darmawan cepat membaca kelemahan itu dengan melakukan pergantian pemain agar permainan Indonesia kembali normal. Penyebab lainnya bisa juga karena pemain lebih sering mempragakan showgocekannya yang tidak pada tempatnya, pemain Indonesia seperti Patrich Wanggai, Titus Bonai, Okto, Andik mempunyai nilai lebih dalam mengolah bola. Nah….kalau kemampuan tersebut dipergunakan disaat yang tidak tepat, maka hanya membuang-buang tenaga saja, sehingga dibabak kedua fisik pemain mulai drof. Yongky mengecewakan, Ferdinand terlalu emosi Sebagai kapten tim seharusnya Yongky Aribowo menjadi orang pertama yang memberikan semangat kepada teman-teman lainnya, tapi apa mau dikata, melihat Yongky Aribowo ketika Indonesia dikalahkan 0-1 oleh Malaysia dua hari yang lalu, sungguh mengecewakan, pemain bernomor punggung tujuh ini hanya berlari kesana kemari tanpa visi yang jelas, saya menghitungnya tak kurang 4 kali Yongky Aribowo terperangkap offside, Yongky belum bisa menunjukkan ledership bagi temannya dilapangan. Karena itu lebih baik Yongky Aribowo tidak dimasukkan sebagai line-up pemain menghadapi Vietnam, begitupun selanjutnya kalau Indonesia maju kefinal. Sementara Ferdinand Sinaga selalu tampil dibawah bayang-bayang bintang Papua, sepertinya pemain asal Semen Padang ini ingin menunjukkan kepada coach RD dan pencinta sepak bola tanah air, bahwa dia juga tak kalah hebatnya dari pemain lainnya, namun justru hal ini menjadi bumerang bagi dia sendiri, dilapangan Ferdinand Sinaga lebih sering tampil emosi, kalau tidak diperingatkan bisa merusak tim secara keseluruhan. Konsentrasi, jaga emosi, dan kerjasama, dan jangan terlalu percaya diri, keempat hal itu akan menentukan hasil akhir Garuda Muda. Tak terasa sekitar enam jam lagi, laga semifinal Indonesia versus Vietnam akan dimulai, jam 19.00 WIB seluruh pandangan akan tertuju di Stadion Utama Gelora Bung Karno, disanalah para Garuda Muda akan bertarung untuk memenuhi dahaga pencinta sepak bola tanah air. Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline