Khabar duka kembali menyelimuti wajah sepakbola Indonesia, Jum’at (16/5/14). Striker andalan Persiraja Banda Aceh Akli Fairuz, menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat di rawat di RSU Zainal Abidin karena mengalami cidera dalam pertandingan melawan PSAP Sigli.
Sebelumnya pada Sabtu (10/5/14), pemain yang bernomor punggung 17 ini mengalami benturan dengan penjaga gawang PSAP Sigli, Agus Rahman dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia
Insiden yang menimpa Akli Fairus bermula dari tendangan bebas yang didapat oleh Persiraja Banda Aceh melahirkan kemelut di depan gawang PSAP Sigli, Akli Fairuz yang memang berposisi sebagai penyerang mencoba menyambar bola, namun sialnya, kiper Agus Rahman dengan sigap maju dan dengan keras kaki kiper mengenai bagian bawah pusarnya. Akli Fairuz diboyong keluar lapangan sambil meringis menahan sakit.
Sayangnya setelah kejadian tersebut para pengurus klub tidak cepat tanggap, dan membiarkan Akli Fairus meringis menahan sakit dibangku cadangan, setelah selesai pertandingan pun juga tidak dibawa ke rumah sakit. Barulah, sekitar jam 11 malam, pemain bernomor punggung 17 ini dibawa ke RSU Zainal Abidin, Aceh.
Hampir sepekan dirawat, akhirnya pemain yang diduga mengalami luka dikantong kemihnya ini tidak tertolong.
Dari kasus meninggalnya Akli Fairuz karena benturan tersebut, bisa jadi berawal dari buruknya pelayanan medis, baik dari Panpel ataupun dari pihak klub itu sendiri. Terbukti kejadian yang menimpa Akli Fairuz terjadi sore hari, tetapi baru malam harinya dibawa ke rumah sakit.
Lagi-lagi ini menjadi cambuk yang kesekian kalinya bagi pengurus sepakbola Indonesia, selaku pemeran utama dilapangan hijau, keselamatan pemain harusnya yang paling utama. Artinya begitu sangat pentingnya panpel ataupun pengurus klub menyediakan pelayanan medis yang layak dan cepat tanggap atas kejadian seperti yang dialami oleh Akli Fairuz.
Memang takdir sepenuhnya milik Allah SWT, tetapi bila layanan medis dipinggir lapangan telah berbuat maksimal, akan lain tanggapan pencinta sepakbola terhadap musibah ini.
Juga terhadap pemain yang bertanding, sangat diharapkan untuk bermain lebih dewasa dalam berkompetisi, jangan ada niat bermain kasar dan mencederai lawan. Bermainlah dengan sportif dan menjunjung tinggi nilai-nilai fair play dilapangan hijau.
Selamat jalan Akli Fairuz, semoga engkau tenang disisi-NYA, dan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapinya. Amin.
Salam
Dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H