Di saatnya kamu santai, dan mendengan sebuah lagu tiba-tiba mengalun, dan kamu merasa seperti ditarik kembali ke masa lalu dan terbayang kenangan-kenangan yang sangat relate dengan lagu tersebut. Musik memiliki kekuatan yang unik untuk membangkitkan kenangan dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh kata-kata atau gambar. Beberapa nada pertama dari sebuah lagu bisa langsung membawamu ke sebuah ruangan penuh tawa, ke jalan kecil tempatmu dulu berjalan, atau ke pelukan seseorang yang telah lama pergi. Bagaimana musik bisa melakukan hal ini? Apakah ini hanya perasaan subjektif, atau ada penjelasan ilmiah di baliknya?
Fenomena ini bukan hanya sekadar efek emosional. Penelitian mendalam dari berbagai bidang seperti neurologi, psikologi, dan bahkan antropologi telah menunjukkan bahwa musik adalah salah satu medium paling kuat untuk mengakses memori manusia. Lalu apa yang membuatnya begitu efektif dalam membangkitkan kenangan, dan bagaimana peran musik berubah dalam lanskap kehidupan modern.
Musik adalah Jembatan Ajaib Menuju Masa Lalu
Musik tidak hanya masuk melalui telinga dan berhenti di sana. Ketika kamu mendengarkan lagu, sinyal suara dari telinga langsung dikirim ke berbagai bagian otak. Salah satu yang paling signifikan adalah hippocampus, bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproses dan menyimpan memori.
Hippocampus berperan seperti pustakawan pribadi, mengorganisasi dan menyimpan ingatan kita dalam bentuk memori episodik, yaitu kenangan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa spesifik dalam hidup. Ketika sebuah lagu memiliki hubungan emosional atau kontekstual dengan sebuah kenangan, hippocampus mengaitkan musik itu dengan peristiwa tersebut. Misalnya, jika sebuah lagu sering diputar selama perjalanan pulang kampungmu semasa kecil, lagu itu dapat memicu ingatan tentang perjalanan itu bahkan bertahun-tahun kemudian.
Namun, peran hippocampus bukan satu-satunya yang membuat musik begitu ampuh. Amigdala, bagian otak yang memproses emosi, bekerja bersamaan dengan hippocampus untuk memberikan warna emosional pada kenangan yang muncul. Hal ini menjelaskan mengapa lagu yang menggembirakan bisa membuatmu tersenyum, sementara lagu sedih bisa membuat air matamu mengalir.
Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of California, Davis, pada 2009 menemukan bahwa musik yang familiar memicu aktivitas otak yang lebih luas dibandingkan dengan musik yang baru pertama kali didengar. Peneliti mendapati bahwa kenangan yang dipicu oleh musik sering kali lebih tajam dan detail dibandingkan kenangan yang diaktifkan oleh stimulus lain.
Sebuah Soundtrack Kehidupan
Musik memiliki cara unik untuk menjadi semacam soundtrack pribadi dalam hidup kita. Di setiap fase kehidupan, ada lagu-lagu tertentu yang melekat dan menjadi simbol dari momen itu. Bayangkan lagu yang sering kamu dengarkan saat remaja. Mungkin itu adalah lagu yang menemanimu ketika merasakan cinta pertama, atau justru saat menghadapi kegagalan pertama dalam hidup.
Pengalaman semacam ini adalah bagian dari fenomena yang disebut reminiscence bump. Psikolog menemukan bahwa banyak orang memiliki kenangan paling kuat dari masa remaja dan awal masa dewasa mereka, dan musik yang didengar pada periode ini sering kali meninggalkan bekas yang lebih mendalam. Ketika lagu dari era ini diputar, efeknya seperti membuka album kenangan.