Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

TERVERIFIKASI

Freelace Writer

Patut Dicontoh! Budaya Gotong Royong Suku Batak yang Tak Tergerus Waktu

Diperbarui: 9 Desember 2024   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gotong Royong Suku Batak.Chatgpt.com

Saat dunia bergerak ke arah modernisasi dengan kecepatan yang luar biasa, banyak tradisi lokal mulai terkikis. Namun, ada satu tradisi yang tetap kokoh berdiri meski diterpa arus perubahan zaman budaya gotong royong Suku Batak. Tradisi ini bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi menjadi denyut nadi kehidupan sosial masyarakat Batak yang diwariskan turun-temurun. Lebih dari itu, gotong royong membuktikan bahwa nilai-nilai kebersamaan yang luhur dapat menjadi kekuatan untuk bertahan di tengah dunia yang semakin individualistis.

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa yang membuat budaya gotong royong ini tetap bertahan? Apa rahasia di balik kekuatannya?.

Dalihan Na Tolu Akar dari Gotong Royong Suku Batak

Untuk memahami kekuatan gotong royong Suku Batak, kita harus terlebih dahulu memahami filosofi dalihan na tolu. Filosofi ini menjadi dasar hubungan sosial masyarakat Batak yang melibatkan tiga pilar utama: hula-hula (pemberi istri), boru (penerima istri), dan dongan sabutuha (kelompok semarga). Ketiganya memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi dan membentuk harmoni sosial.

Dalam konteks gotong royong, dalihan na tolu menciptakan tanggung jawab moral untuk saling membantu. Misalnya, jika seorang anggota keluarga membutuhkan bantuan untuk menyelenggarakan acara adat, pihak boru akan memberikan tenaga, hula-hula memberikan nasihat dan restu, sementara dongan sabutuha mendukung secara logistik. Semua ini dilakukan bukan karena paksaan, tetapi sebagai bentuk penghormatan terhadap hubungan kekerabatan.

Filosofi ini tidak hanya diterapkan dalam lingkup keluarga besar, tetapi juga meluas ke komunitas Batak di perantauan. Di kota-kota besar seperti Jakarta atau Medan, banyak komunitas Batak yang membentuk perkumpulan untuk saling mendukung, baik dalam urusan adat maupun keseharian.

Gotong Royong di Tengah Kegiatan Adat Batak

Budaya Batak sangat kaya dengan berbagai jenis acara adat, mulai dari pesta pernikahan hingga upacara kematian. Dalam setiap acara ini, gotong royong menjadi elemen yang tak terpisahkan. Misalnya, dalam pesta pernikahan yang disebut ulaon unjuk, seluruh keluarga besar akan bekerja sama mempersiapkan acara, mulai dari memasak, mendekorasi, hingga mengatur tamu undangan.

Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan kekerabatan, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa solidaritas masih hidup di tengah masyarakat Batak. Kamu bisa melihat bagaimana orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul untuk tujuan bersama, tanpa memandang perbedaan status sosial atau ekonomi.

Lebih dari sekadar kerja fisik, gotong royong juga mencakup aspek spiritual. Dalam upacara adat tertentu, seperti mangokal holi (pemindahan tulang leluhur), semua pihak terlibat untuk memastikan prosesi berjalan lancar. Ritual ini bukan hanya tentang menghormati leluhur, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap komunitas dan tradisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline