Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

TERVERIFIKASI

Freelace Writer

Katakan Tidak untuk Child Free!

Diperbarui: 20 November 2024   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak bayi.Pixabay.com/bongbabyhousevn

Ilustrasi anak bayi.Pixabay.com/bongbabyhousevn

Di era modern ini, pilihan untuk memiliki anak atau hidup tanpa anak (child free) menjadi salah satu topik yang sering dibahas. Tren ini dipopulerkan dengan alasan seperti kebebasan finansial, waktu, dan beban tanggung jawab yang dianggap terlalu berat. Namun, apakah benar bahwa memiliki anak hanya membawa beban? Mari kita telaah lebih dalam mengapa anak sebenarnya adalah anugerah, bukan beban, dan mengapa kita harus berhati-hati dengan konsep child free.

Mengapa Tren Child Free Semakin Populer?

Banyak pasangan muda di kota besar memilih untuk tidak memiliki anak dengan alasan tekanan ekonomi, gaya hidup, atau ketakutan akan hilangnya kebebasan pribadi. Biaya pendidikan, kesehatan, hingga kebutuhan sehari-hari memang membuat beberapa orang merasa bahwa anak adalah tanggungan yang berat. Selain itu, perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang lebih mengedepankan individualisme juga mendorong banyak orang untuk memilih hidup tanpa anak.

Namun, apakah semua ini benar-benar memberikan kebahagiaan jangka panjang? Menurut penelitian dari Journal of Marriage and Family, pasangan yang memiliki anak mungkin menghadapi tantangan lebih besar di awal, tetapi mereka memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dalam jangka panjang dibandingkan pasangan child free.

Anak Sebagai Anugerah yang Membawa Kebahagiaan

Kamu pasti pernah mendengar ungkapan, "Anak adalah titipan Tuhan." Ungkapan ini lebih dari sekadar kalimat religius, tetapi juga sebuah kebenaran yang nyata. Anak membawa kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan uang. Ketika seorang bayi tertawa untuk pertama kalinya atau memanggilmu dengan sebutan "ibu" atau "ayah," ada rasa bangga yang tidak tergantikan.

Contohnya, seorang teman bernama Santi pernah menceritakan bagaimana kehadiran anaknya mengubah hidupnya. Sebelumnya, Santi adalah seorang pekerja keras yang merasa hidupnya kosong meskipun kariernya cemerlang. Ketika anak pertamanya lahir, ia merasa memiliki tujuan baru yang lebih besar dari sekadar pencapaian pribadi. Santi belajar lebih sabar, penuh kasih, dan menghargai momen-momen kecil dalam hidup.

Anak Adalah Beban Finansial?

Salah satu alasan utama orang memilih hidup child free adalah kekhawatiran finansial. Memang benar bahwa biaya membesarkan anak tidaklah murah. Biaya pendidikan, makanan, dan kebutuhan lainnya sering dianggap sebagai beban. Tetapi jika kamu mengelola keuangan dengan baik, semua itu bisa diatasi.

Cobalah melihat anak sebagai investasi jangka panjang. Banyak orang tua yang bekerja keras untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, dan hasilnya adalah generasi yang lebih pintar, kreatif, dan mandiri. Dengan perencanaan yang tepat, anak bisa menjadi pendorong motivasi untuk bekerja lebih keras dan mengelola keuangan dengan lebih bijak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline