Bayangkan kamu duduk di sofa nyaman, buku favorit di tangan, dan mungkin secangkir kopi atau teh hangat di meja. Kamu membuka halaman pertama, siap tenggelam dalam cerita atau ilmu baru yang ada di dalamnya.
Namun, setelah beberapa halaman, tiba-tiba pikiranmu melayang entah ke mana. Kamu mendapati diri sudah membaca beberapa paragraf tanpa memahami apa yang tertulis.
Akhirnya, kamu harus mengulang kembali, mencoba menangkap makna yang sebelumnya terlewat. Jika kamu pernah mengalami hal ini, jangan khawatir---fenomena ini dikenal sebagai zoning out. Tetapi, apakah zoning out ini hanya sekadar gangguan sesaat, atau bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang mengalami kelelahan mental?
Apa Sebenarnya yang Dimaksud dengan Zoning Out?
Secara sederhana, zoning out adalah keadaan ketika pikiranmu melayang jauh dari aktivitas yang sedang dilakukan. Ini terjadi ketika otak "memutuskan" untuk tidak fokus pada apa yang ada di depan mata, dan justru berkeliaran pada hal-hal lain.
Ketika kamu zoning out, kamu mungkin merasa seperti di mode autopilot, melakukan sesuatu tanpa benar-benar menyadarinya. Banyak orang mengalaminya dalam berbagai aktivitas, salah satunya saat membaca buku.
Zoning out sering kali dipicu oleh beberapa faktor seperti kelelahan, tingkat stres tinggi, atau kebosanan, sehingga otak seolah butuh "melarikan diri" sejenak dari aktivitas yang sedang dilakukan.
Menurut beberapa penelitian, zoning out adalah bagian dari sistem kerja otak yang dikenal dengan istilah default mode network (DMN). DMN bekerja saat kita dalam keadaan "berpikir bebas" atau ketika otak tidak difokuskan pada aktivitas khusus.
Ketika DMN aktif, otak kita justru akan cenderung fokus pada pikiran-pikiran lain di luar aktivitas utama. Ini yang menyebabkan kita sering merasa "melayang" ketika seharusnya sedang fokus.
Mengapa Zoning Out Sering Terjadi Saat Membaca Buku?