Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

TERVERIFIKASI

Freelace Writer

Pelecehan Verbal yang Sering Menghantui Karyawati, Masalah yang Tak Boleh Diremehkan

Diperbarui: 21 Oktober 2024   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Karyawati. Pixabay.com/saweang 

Pelecehan verbal di tempat kerja adalah isu serius yang sering kali diabaikan. Meskipun bentuk pelecehan ini tidak menimbulkan luka fisik, dampak psikologis yang ditimbulkannya bisa sangat merusak, terutama bagi karyawati yang menjadi korban. 

Masalah ini terus menjadi hantu yang menghantui lingkungan kerja, tetapi sayangnya, masih banyak pihak yang menganggap pelecehan verbal sebagai hal yang sepele atau sekadar lelucon yang tidak perlu diperbesar. 

Padahal, pelecehan verbal dapat merusak rasa percaya diri, menurunkan produktivitas, dan menciptakan lingkungan kerja yang penuh tekanan. Sudah saatnya kita memandang masalah ini dengan serius dan mulai mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasinya.

Pelecehan Verbal, Apa Saja Bentuknya?

Pelecehan verbal sering kali datang dalam bentuk yang halus, sehingga banyak korban yang tidak segera menyadari bahwa mereka sedang dilecehkan. Namun, bentuk-bentuk pelecehan verbal ini sangat beragam dan bisa terjadi kapan saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Misalnya, komentar seksual yang merendahkan, lelucon yang bersifat diskriminatif, hingga ejekan terkait penampilan fisik atau kemampuan kerja. Contoh lain adalah pelecehan yang bersifat gender, seperti anggapan bahwa perempuan tidak mampu mengerjakan tugas tertentu karena jenis kelamin mereka.

Salah satu bentuk pelecehan verbal yang sering terjadi di tempat kerja adalah penggunaan istilah-istilah merendahkan seperti "sayang", "manis", atau "cantik" saat berbicara dengan karyawati. Meskipun terlihat tidak berbahaya, istilah ini dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, terutama jika digunakan oleh rekan kerja atau atasan dalam konteks yang tidak pantas. 

Penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa pelecehan verbal seperti ini dapat memicu stres dan kecemasan yang berkepanjangan. Selain itu, sebuah studi di Indonesia juga menemukan bahwa 65% perempuan yang bekerja pernah mengalami pelecehan verbal di lingkungan kerja, baik secara langsung maupun melalui media komunikasi seperti email atau pesan instan.

Dampak Pelecehan Verbal pada Kesehatan Mental Karyawati

Tidak dapat disangkal bahwa pelecehan verbal memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan mental karyawati. Pelecehan verbal yang terjadi secara berulang-ulang dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline