Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

Freelace Writer

Dear Gen Z, Stop Dengarkan Kata Orang, Waktunya Berdiri Sendiri

Diperbarui: 15 Oktober 2024   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Tidak Mendengarkan Orang Lain. Pixabay.com

Generasi Z, seringkali disorot sebagai generasi yang paling dinamis dan melek teknologi. Dengan akses informasi yang tak terbatas dan kemampuan untuk mengekspresikan diri melalui berbagai platform, generasi ini memiliki potensi besar untuk mengubah dunia. 

Namun, di balik kemajuan ini, ada satu masalah yang cukup umum dihadapi oleh banyak dari kalian: terlalu mendengarkan pendapat orang lain. 

Dari media sosial hingga lingkungan sehari-hari, suara-suara di sekitar sering kali membuat kamu meragukan diri sendiri. Saatnya berhenti dan mulai fokus pada dirimu sendiri.

Di era digital ini, tekanan sosial semakin tinggi. Media sosial menjadi sumber utama di mana setiap orang merasa berhak memberikan opini, entah itu tentang penampilan, pilihan hidup, atau karier seseorang. 

Komentar negatif, kritik yang tidak membangun, dan perbandingan tanpa henti seolah menjadi makanan sehari-hari. Tetapi, apakah kamu harus selalu mendengarkan semua suara tersebut? Tentu tidak.

 Ini bukan berarti kamu harus menutup diri dari dunia luar, tetapi kamu harus lebih selektif dalam menyaring mana yang benar-benar bermanfaat dan mana yang hanya membuatmu terjebak dalam ketidakpercayaan diri.

Dampak Terlalu Mendengarkan Kata Orang

Ketika kamu terlalu mempedulikan apa yang orang lain katakan, secara tidak sadar kamu memberikan mereka kendali atas hidupmu. 

Kamu menjadi terlalu khawatir tentang apa yang mereka pikirkan tentang setiap langkah yang kamu ambil, setiap pilihan yang kamu buat. 

Jika dibiarkan terus-menerus, hal ini akan menimbulkan berbagai masalah psikologis seperti kecemasan, stres, bahkan depresi. Studi menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap kritik dan perbandingan di media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental, terutama pada generasi muda (Twenge, 2019).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline