Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

TERVERIFIKASI

Freelace Writer

Abdul Mu'ti Ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan, Harapan Baru bagi Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 18 Oktober 2024   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekertaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti saat ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).(KOMPAS.com/Tria Sutrisna)

Penunjukan Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia baru-baru ini menarik perhatian publik dan menciptakan optimisme baru di kalangan masyarakat. Sebagai seorang tokoh yang telah lama berkecimpung dalam dunia pendidikan, Abdul Mu'ti memiliki rekam jejak yang kuat dalam memajukan sektor ini. Beliau dikenal sebagai sosok cendekiawan dan akademisi yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tinggi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tajam. Sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Abdul Mu'ti telah terlibat langsung dalam berbagai program pendidikan yang berfokus pada pembangunan karakter dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dengan pengalaman panjang di bidang pendidikan dan kepemimpinan, diharapkan Abdul Mu'ti mampu membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik. Pendidikan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kualitas guru yang belum merata, kesenjangan akses pendidikan antara kota dan desa, hingga minimnya fasilitas pendidikan yang memadai di daerah-daerah tertinggal. Dalam kondisi seperti ini, sosok menteri yang memiliki visi jelas dan komitmen kuat sangat dibutuhkan untuk melakukan perubahan.

Tantangan Utama Pendidikan di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia kerap berada di peringkat bawah dalam hal literasi, matematika, dan sains. Pada tahun 2018, misalnya, Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 79 negara dalam literasi, sementara untuk matematika dan sains, Indonesia masing-masing berada di posisi 73 dan 71. Data ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih memerlukan perbaikan serius, terutama dalam hal kualitas pengajaran dan kurikulum yang diterapkan.

Selain itu, kesenjangan pendidikan juga menjadi masalah yang mendalam. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa di beberapa daerah, terutama di wilayah Indonesia timur, akses terhadap pendidikan masih sangat terbatas. Anak-anak di pedesaan dan daerah terpencil sering kali tidak memiliki akses yang sama seperti anak-anak di perkotaan, baik dalam hal tenaga pengajar maupun fasilitas pendidikan. Padahal, hak atas pendidikan merupakan hak fundamental yang harus dirasakan oleh setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi maupun geografis.

Inilah tantangan besar yang dihadapi Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan. Beliau dituntut untuk dapat menemukan solusi yang efektif guna mengatasi ketimpangan ini, serta meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini tentu tidak mudah, tetapi dengan latar belakangnya yang solid dalam dunia pendidikan dan kebijaksanaan yang dimilikinya, banyak yang berharap beliau mampu mengatasi tantangan tersebut.

Meningkatkan Kualitas Guru dan Pembelajaran Digital

Salah satu solusi yang dapat diupayakan adalah dengan meningkatkan kualitas guru. Guru adalah pilar utama dalam sistem pendidikan, dan kualitas pendidikan sangat bergantung pada kemampuan serta kompetensi mereka. Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan harus dapat memastikan bahwa program pelatihan dan sertifikasi guru dilaksanakan dengan lebih efektif. Dengan adanya pelatihan yang terstruktur dan berkelanjutan, para guru diharapkan mampu mengikuti perkembangan kurikulum yang semakin dinamis dan sesuai dengan kebutuhan zaman.

Selain itu, pembelajaran berbasis digital juga harus menjadi prioritas utama. Di era teknologi yang semakin maju ini, pendidikan tidak bisa lagi hanya mengandalkan metode pembelajaran konvensional. Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia beberapa waktu lalu telah mengajarkan kita betapa pentingnya digitalisasi dalam dunia pendidikan. Sistem online learning atau pembelajaran jarak jauh telah menjadi kebutuhan mendesak, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Abdul Mu'ti perlu mendorong digitalisasi pendidikan ini agar dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan menyediakan infrastruktur yang memadai serta memperkuat literasi digital bagi para guru dan siswa.

Salah satu contoh keberhasilan implementasi pendidikan digital adalah program Ruang Guru, yang telah menjadi solusi pembelajaran alternatif bagi jutaan siswa di Indonesia. Abdul Mu'ti dapat memanfaatkan potensi ini dengan mengintegrasikan platform pendidikan digital ke dalam sistem pendidikan formal, sehingga siswa di seluruh pelosok negeri bisa merasakan manfaat yang sama. Dengan cara ini, diharapkan kesenjangan pendidikan antara kota dan desa dapat diminimalisir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline