Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

TERVERIFIKASI

Freelace Writer

Status Pengangguran adalah Beban Psikologis yang Tak Bisa Diremehkan

Diperbarui: 15 Oktober 2024   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Depresi Karena Kehilangan Pekerjaan. Pixabay.com/2857440 

Pengangguran adalah sebuah kenyataan yang menyakitkan bagi banyak orang. Meskipun sering dianggap sebagai masalah ekonomi semata, kenyataannya pengangguran memiliki dampak psikologis yang jauh lebih dalam dan kompleks. Seseorang yang menganggur tidak hanya kehilangan penghasilan, tetapi juga kehilangan rasa percaya diri, harga diri, dan makna dalam hidupnya. 

Dalam konteks masyarakat modern yang menilai produktivitas sebagai ukuran keberhasilan, menjadi penganggur sering kali dirasakan sebagai beban berat yang tak terkatakan. Fenomena ini membawa pengaruh besar terhadap kesehatan mental, sehingga membuat status pengangguran menjadi lebih dari sekadar masalah ekonomi.

Dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan tidak hanya memberikan penghasilan, tetapi juga struktur, rutinitas, dan identitas. Ketika seseorang kehilangan pekerjaan atau tidak dapat menemukan pekerjaan, mereka kehilangan elemen penting dari identitas mereka. 

Ini menimbulkan perasaan gagal, yang jika tidak dikelola dengan baik, bisa berujung pada depresi. Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA), pengangguran dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, bahkan pada beberapa kasus ekstrim, menyebabkan pikiran untuk bunuh diri.

Bagi banyak orang, pekerjaan adalah sumber utama untuk menjaga harga diri dan rasa memiliki. Ketika kamu memiliki pekerjaan, kamu merasa bahwa kamu memiliki tujuan dan kontribusi dalam masyarakat. Namun, ketika status pengangguran mulai melekat, kamu mungkin mulai merasa tidak berguna. 

Hal ini sering kali diperburuk oleh stigma sosial yang melekat pada pengangguran, di mana masyarakat cenderung mengasosiasikan seseorang yang tidak bekerja dengan kemalasan atau ketidakmampuan. Padahal, situasi pengangguran sering kali di luar kendali individu itu sendiri, misalnya akibat pemutusan hubungan kerja massal, ketidaksesuaian kualifikasi, atau kondisi ekonomi global yang sedang lesu.

Perasaan tidak berharga ini semakin lama bisa berkembang menjadi perasaan malu dan kehilangan motivasi. Banyak pengangguran yang akhirnya merasa terjebak dalam lingkaran setan. Ketika merasa tidak memiliki tujuan atau kehilangan harapan, upaya untuk mencari pekerjaan menjadi lebih sulit. Sebuah studi yang dilakukan oleh Journal of Health Economics menunjukkan bahwa semakin lama seseorang berada dalam status pengangguran, semakin besar kemungkinan mereka mengalami kemunduran dalam kesehatan mental dan fisik. Efek domino ini memperparah masalah, menciptakan sebuah siklus ketidakberdayaan yang sangat sulit diputus.

Tak hanya itu, pengangguran juga sering kali menjadi sumber stres yang kronis. Ketidakpastian masa depan dan kekhawatiran akan bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari bisa memicu tekanan mental yang berat. 

Tekanan ini sering kali bukan hanya berasal dari dalam diri, tetapi juga dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan teman. Kamu mungkin merasakan tekanan dari keluarga untuk segera menemukan pekerjaan, atau bahkan merasa dibandingkan dengan orang lain yang sukses dalam karir mereka. Hal ini bisa menimbulkan rasa malu, cemas, dan takut akan penolakan, yang kemudian memperburuk kondisi psikologis.

Menurut World Health Organization (WHO), stres yang berkepanjangan akibat pengangguran dapat memicu berbagai masalah kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline