Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

TERVERIFIKASI

Freelace Writer

Maraknya Lowongan Pekerjaan Bodong, Kenapa Bisa Terjadi dan Cara Menghadapinya?

Diperbarui: 30 September 2024   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Mencari Pekerjaan. Pexels.com/energepic.com

Fenomena lowongan pekerjaan bodong kian hari semakin meresahkan. Tidak hanya di kota besar, bahkan di daerah-daerah kecil pun, banyak orang menjadi korban penipuan berkedok lowongan pekerjaan. Platform online seperti media sosial, situs lowongan kerja, hingga aplikasi perpesanan seperti WhatsApp kini sering dijadikan sarana oleh para pelaku untuk menjebak pencari kerja. Penipuan ini tidak pandang bulu, dari pencari kerja yang baru lulus hingga mereka yang sudah berpengalaman, semua bisa menjadi korban. Pertanyaannya, kenapa hal ini bisa terus terjadi? Dan apa yang bisa kita lakukan untuk menghindarinya?

Perkembangan Teknologi dan Kemudahan Akses Informasi

Salah satu alasan utama mengapa lowongan pekerjaan bodong semakin marak adalah perkembangan teknologi yang pesat. Di satu sisi, internet memberikan kemudahan bagi kita untuk mendapatkan informasi, termasuk informasi lowongan kerja. Namun di sisi lain, teknologi juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan. Dengan modal sedikit dan pengetahuan tentang desain grafis atau pemasaran digital, mereka dapat membuat iklan lowongan kerja yang terlihat profesional dan meyakinkan.

Tidak jarang kita melihat iklan lowongan kerja yang mencatut nama perusahaan besar dengan logo resmi, bahasa yang profesional, serta detail pekerjaan yang tampak logis. Namun, ketika ditelusuri lebih lanjut, alamat email yang digunakan tidak sesuai dengan domain perusahaan resmi atau nomor kontak yang diberikan sulit dihubungi. Kamu harus berhati-hati jika menemui lowongan seperti ini. Sangat penting untuk selalu memeriksa keaslian informasi sebelum melamar, apalagi jika lowongan tersebut menawarkan gaji yang terkesan tidak masuk akal.

Desakan Ekonomi dan Minimnya Kesempatan Kerja

Kondisi ekonomi yang sulit, terutama pasca-pandemi, membuat persaingan di pasar tenaga kerja semakin ketat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia pada 2023 mencapai 7,04 juta orang. Situasi ini mendorong banyak orang untuk segera mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Di tengah tekanan ini, para pencari kerja menjadi lebih rentan terhadap tawaran-tawaran pekerjaan yang terdengar menjanjikan.

Pelaku penipuan sering kali memanfaatkan situasi ini dengan menawarkan pekerjaan yang terlihat mudah dan menggiurkan. Contohnya, iklan yang menjanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi tetapi hanya membutuhkan sedikit kualifikasi. Pencari kerja yang terdesak sering kali tidak berpikir panjang dan langsung mengajukan lamaran tanpa memeriksa lebih lanjut. Ini adalah salah satu perangkap yang sering digunakan oleh pelaku penipuan.

Minimnya Edukasi dan Kurangnya Kewaspadaan

Salah satu alasan mengapa lowongan pekerjaan bodong masih marak adalah minimnya edukasi tentang cara mengidentifikasi penipuan lowongan kerja. Banyak orang yang tidak mengetahui langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk memverifikasi keaslian lowongan pekerjaan. Padahal, dengan sedikit usaha untuk mencari tahu lebih dalam, kita bisa menghindari menjadi korban.

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah memeriksa reputasi perusahaan yang menawarkan lowongan tersebut. Cari tahu apakah perusahaan tersebut benar-benar ada. Kamu bisa melakukan pengecekan melalui situs resmi perusahaan atau mencari ulasan dari karyawan atau mantan karyawan. Jika lowongan tersebut diiklankan melalui media sosial, periksa apakah akun yang memposting informasi tersebut merupakan akun resmi perusahaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline