Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

Freelace Writer

FOMO Skincare Menghantui Remaja, Apa Dampaknya?

Diperbarui: 28 September 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Merawat Wajah. Pixabay.com/JohnOndreasz 

Fenomena Fear of Missing Out atau yang lebih dikenal dengan FOMO telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja masa kini. Dengan berkembangnya media sosial dan budaya konsumsi, FOMO semakin kuat terasa, terutama dalam hal perawatan kulit atau skincare. 

Banyak remaja merasa khawatir tertinggal dari tren skincare terbaru dan terpancing untuk membeli produk-produk yang sedang viral, meskipun belum tentu mereka membutuhkannya. Mereka takut ketinggalan sesuatu yang bisa membuat penampilan mereka lebih baik, lebih segar, atau lebih "in". 

Namun, apakah kebiasaan ini berdampak positif atau justru memunculkan masalah baru? Artikel ini akan membahas dampak dari FOMO skincare yang menghantui para remaja serta memberikan wawasan tentang bagaimana menyikapinya dengan bijak.

Meningkatnya Konsumerisme Tak Terkontrol

FOMO dalam konteks skincare telah menciptakan budaya konsumtif yang cukup mengkhawatirkan di kalangan remaja. Banyak dari mereka membeli produk skincare secara impulsif hanya karena melihat rekomendasi dari influencer atau selebriti di media sosial, tanpa mempertimbangkan kondisi kulit mereka sendiri. 

Hal ini disebabkan oleh rasa takut tertinggal dari tren kecantikan yang sedang berlangsung. Misalnya, ketika ada produk baru yang diklaim mampu memberikan hasil instan, remaja langsung merasa terdorong untuk memilikinya agar tidak terlihat "ketinggalan zaman."

Kondisi ini diperburuk oleh banyaknya informasi yang berseliweran di internet, membuat remaja sulit membedakan mana yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka. Seorang remaja dengan jenis kulit berminyak mungkin akan tergoda untuk membeli produk yang ditujukan bagi kulit kering hanya karena produk tersebut sedang populer. 

Akibatnya, mereka justru mengalami masalah kulit yang baru seperti jerawat, iritasi, atau bahkan kerusakan kulit yang lebih parah. Bukannya mendapatkan kulit yang sehat, mereka justru merusak keseimbangan alami kulit karena tidak paham betul mengenai apa yang mereka butuhkan.

Tekanan Sosial yang Meningkat

Selain menciptakan kebiasaan belanja yang impulsif, FOMO skincare juga memperbesar tekanan sosial yang dirasakan oleh remaja. Media sosial dipenuhi dengan gambar influencer dan selebriti yang memperlihatkan kulit mulus dan bercahaya, membuat standar kecantikan semakin tinggi dan sulit dijangkau. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline