Lihat ke Halaman Asli

Frans Leonardi

Freelace Writer

Jarang Didengar, Mengulik Vasektomi Lebih Mendalam

Diperbarui: 27 September 2024   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Keluarga Harmonis. Pixabay.com/chillla70 

Vasektomi, bagi banyak pasangan, merupakan pilihan kontrasepsi permanen yang menawarkan solusi jangka panjang untuk mencegah kehamilan. Prosedur ini sering dipilih oleh pria yang merasa bahwa keluarga mereka sudah lengkap dan tidak berencana memiliki anak lagi. Namun, kekhawatiran terkait dampaknya terhadap keseimbangan hormonal pria sering kali membuat banyak orang ragu. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah vasektomi mempengaruhi hormon pria? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan mengulas secara mendalam mengenai prosedur vasektomi, dampaknya pada tubuh, dan fakta medis yang mendukung atau menepis kekhawatiran tersebut.

Apa Itu Vasektomi dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Vasektomi adalah prosedur bedah kecil yang dilakukan untuk memotong atau menutup vas deferens, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra. Dengan demikian, sperma tidak dapat bercampur dengan air mani saat ejakulasi, dan ini mencegah terjadinya pembuahan. Prosedur ini hanya mempengaruhi transportasi sperma dan tidak memengaruhi produksi sperma itu sendiri. Vasektomi biasanya dilakukan di bawah anestesi lokal, sehingga pasien tidak merasakan sakit selama prosedur. Setelah vasektomi, pria masih dapat mengalami ejakulasi normal, hanya saja cairan yang keluar tidak lagi mengandung sperma.

Keseimbangan Hormon dan Testosteron: Mitos atau Fakta?

Salah satu ketakutan terbesar yang sering muncul terkait vasektomi adalah anggapan bahwa prosedur ini akan memengaruhi keseimbangan hormon, terutama testosteron. Ini adalah mitos yang perlu diluruskan. Banyak pria yang khawatir bahwa vasektomi akan mengurangi tingkat testosteron dalam tubuh, memengaruhi libido, dan pada akhirnya mengganggu fungsi seksual mereka. Namun, penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa vasektomi tidak berdampak pada produksi hormon testosteron.

Testosteron diproduksi oleh testis dan tidak terpengaruh oleh pemotongan vas deferens. Setelah vasektomi, testis tetap berfungsi secara normal dan terus memproduksi testosteron dalam jumlah yang sama. Ini berarti libido, massa otot, energi, dan karakteristik pria lainnya yang terkait dengan hormon tidak akan berubah setelah vasektomi. Sejumlah studi klinis mendukung fakta ini. Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Urology menemukan bahwa tidak ada perubahan signifikan pada kadar testosteron pria setelah menjalani vasektomi.

Bagaimana Vasektomi Berdampak pada Kesehatan Jangka Panjang?

Selain mitos tentang testosteron, ada juga kekhawatiran bahwa vasektomi dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti peningkatan risiko penyakit jantung atau kanker prostat. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa anggapan ini juga tidak berdasar. Berbagai studi telah dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara vasektomi dan risiko kanker prostat, namun tidak ditemukan bukti kuat yang mengaitkan vasektomi dengan peningkatan risiko penyakit tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh National Cancer Institute di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa vasektomi tidak memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Studi lain yang diterbitkan di American Urological Association juga menunjukkan bahwa pria yang menjalani vasektomi tidak memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani prosedur tersebut.

Apakah Vasektomi Mengurangi Kualitas Hidup?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline