Lihat ke Halaman Asli

Nufransa Wira Sakti

TERVERIFIKASI

Profesional

Sang Waktu, Pemilik Kekuasaan Absolut

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“I don’t like Monday”, “Thank God It’s Friday” adalah ungkapan yang sering kita dengar terkait waktu khususnya hari-hari dalam seminggu. Selain hari Jumat yang spesial karena hari terakhir kerja dalam seminggu, hari Sabtu malam atau malam Minggu adalah juga hari istimewa karena menjadi jadwal kunjungan pemuda kepada kekasihnya. Bagi banyak kalangan, hari Rabu akhir-akhir ini biasa disebut menjadi “Rabu gaul”. Sementara yang sejak dulu menjadi hari yang paling menyeramkan adalah hari Kamis karena “malam Jumat” identik dengan keluarnya banyak hantu di malam itu. Hari Minggu identik dengan family day. Sampai saat ini, hari Selasa adalah satu-satunya hari yang masih kosong dalam pembahasan sehari-hari.

Paradigma hari-hari tersebut secara psikologis mempengaruhi perilaku sebagian orang. Banyak yang merasa segan untuk berangkat ke kantor pada hari Senin. Sebaliknya, hari Jumat menjadi hari gembira karena terbebas sementara dari pekerjaan rutin. Banyak orang yang takut keluar rumah pada malam Jumat, khususnya malam Jumat kliwon menurut hitungan kalender Jawa. Sebaliknya, banyak pemuda yang gembira menyambut malam Minggu karena akan bertemu dengan kekasih hatinya.

Terlepas dari paradigma tersebut di atas, sang waktu terus berputar. Dengan kekuasaan absolutnya, sang waktu menggilas semua kekuasaan dan kepongahan yang ada di dunia. Ketika rakyat Mesir berdemo untuk menuntut presidennya yang telah 30 tahun lebih berkuasa untuk mundur, banyak orang dan pengamat yang berkata kekuasaan sang presiden hanya tinggal menunggu waktu. Sama halnya ketika ketika seseorang sudah pada tingkat pasrah yang tinggi, hanya bisa berharap waktu yang akan mengubahnya.

Tak ada yang bisa melawan kekuatan sang waktu, bahkan untuk memberhentikannya selama satu detik sekalipun. Kita juga tidak dapat mengulang waktu yang terlewat. Tanpa persiapan yang matang, sang waktu akan banyak terbuang percuma. Setiap rencana pasti bergelut dengan bilangan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan atau tahun. Kita semua juga akan tenggelam ditelan sang waktu. Oleh karena itu, marilah kita rencanakan dan gunakan waktu kita sebaik mungkin.

-Frans-

Februari 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline