Lihat ke Halaman Asli

Awal Mula Mudik

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebaran kembali datang menyonsong negeri ini. Saat dimana kita melupakan segala kesusahan untuk sejenak. Saat dimana kita menjadi insan pemenang karena berhasil melewati ujian berpuasa sebulan penuh.
Salah satu ciri-ciri lebaran akan tiba, adalah tradisi mudik yang dilakukan oleh sebagian penduduk negeri ini. Mudik adalah kegiatan untuk pulang ke kampung halaman berkumpul bersama keluarga dan handai taulan untuk merayakan bersama suatu acara kebesaran (defenisi bebas dari saya). Berjuta-juta penduduk serentak bergerak memenuhi jalan raya untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Berita di televisi setiap haripun didominasi kondisi di jalur-jalur mudik secara real time.
Sempat tergelitik di dalam benak saya, mengapa mudik menjadi suatu peristiwa nasional bahkan menjadi perhatian yang serius dalam skala nasional. Lalu saya sampai ke suatu kesimpulan yang memang saya sadari masih dapat diperdebatkan.
1. Mudik merupakan suatu konsekuensi dari program pemerintah. Semenjak kesadaran akan ketidakmerataan persebaran penduduk, pemerintah mulai menggalakkkan program transmigrasi. Program ini memindahkan penduduk dari daerah padat ke daerah yang masih jarang penduduknya. Transmigrasi selama ini didominasi oleh penduduk dari pulau Jawa yang ditempatkan ke daerah-daerah pulau lain seperti Sumatra dan kalimantan. Hanya saja, eratnya hubungan kekerabatan di negeri ini, menyebabkan adanya hubungan batin yang tidak terputuskan ke kampung halaman, baik keluarga, orang tua, maupun handai taulan yang lain. Lebaran menjadi suatu kesempatan terbaik yang dijadikan untuk pulang dan berkumpul kembali dengan mereka yang ditinggalkan.

2. Mudik adalah salah satu bukti ketimpangan pembangunan di negara ini. Urbanisasi yang tidak terhentikan membuat orang berbondong-bondong pergi mengadu peruntungan di kota-kota besar. Kota-kota besar itupun dapat kita persempit menjadi Jabodetabek saja. Sentralisasi pembangunan itu membuat pencari kerja berbondong-bondong datang ke Jabodetabek. Dan ketika masa libur datang menghinggapi kota yang sibuk ini,semua pekerja-pekerja itupun kembali pulang ke kampung halaman sejenak untuk berkumpul ke kampung halaman masing-masing. Tidak heran akhirnya jalur mudik itupun berbanding terbalik dengan jalur urbanisasi. jalur mudik itu terlihat seperti sekawanan semut yang serentak keluar dari lubang kecil menuju setiap penjuru mata angin. Itulah sebabnya berita mudik di TV menyoroti pemudik yang meninggalkan Jakarta menuju Jawa dan Lampung.

3. Mudik adalah kesempatan terbaik untuk meningkatkan citra diri di kampung halaman. Mudik dijadikan ajang untuk memamerkan keberhasilan menaklukkan ibu kota kepada kerabat-kerabat di kampung halaman. Itulah sebabnya sebagian besar pemudik rela menempuh perjalanan jauh menggunakan kendaraan bermotor roda dua.

Namun, apabila kita melihat kegiatan mudik secara positif, mudik juga memeberi keuntungan bagi kita. Mudik dapat kita jadikan salah satu parameter penilaian kepada pemerintah yang menjabat sekarang, bahwa sampai sekarang kita belum bisa berharap pemimpin kita mampu membawa kita menuju negeri yang adil dan makmur. Bayangkan, mudik adalah kegiatan tahunan yang sudah pasti akan terjadi setiap tahun. Namun itupun pemerintah tidak mampu mengurusinya dengan becus. Setiap tahun kita harus melihat berita tentang perbaikan jalan yang dikebut, jalan berlubang, pasar tumpah, kemacetan, kereta api yang padat, calo tiket, bis yang tidak laik jalan, dan masih banyak lagi masalah linnya. Biarpun kegiatan mudik terjadi setiap tahun dan sudah dimulai sejak bertahun-tahun yang lampau, namun masalah-masalah tersebut tidak pernah terselesaikan. Ahlinya kemane aje...????perencanaannya dimane aje??? Ketidak becusan pemerintah mengelola kegiatan mudik ini pun harus dibayar mahal dengan nyawa rakyat yang harus tewas di jalan.Miris...ris...ris..Mungkin pemerintah dan wakil-wakil kita sibuk merencanakan pembangunan gedung baru menggantikan gedung lama yang sedang diusahakan menjadi salah satu keajaiban dunia (lebih miring dari menara Pisa coy...)

Pemerintah berjanji membawa kita menuju kemakmuran, namun masalah mudik saja tidak terselesaikan. Masih pantaskah mereka diandalkan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline