Lihat ke Halaman Asli

Meditasi Adalah Seni Mendengarkan

Diperbarui: 19 Oktober 2016   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika sepuluh tahun lalu saya tertarik dengan meditasi, saya hanya berpikir bahwa dengan meditasi kita dapat memperoleh kemampuan linuwih. Dalam bayangan saya, mungkin saya bisa belajar terbang, atau kesaktian-kesaktian seperti di dongeng-dongeng pewayangan yang sering saya baca waktu itu.


Nyatanya, meditasi tidak semudah seperti yang ada didalam cerita pewayangan atau film-film kungfu. Pertama kali saya duduk diam, kaki saya sedemikian sakitnya sehingga saya tidak mampu untuk mempertahankan postur duduk meditasi untuk satu menit saja. 


Tujuan pertama ingin kesaktian, tetapi yang didapat adalah kesakitan. Untungnya, waktu itu saya memiliki seorang guru yang menegur dan mengatakan 'kalau tidak bisa tenang berarti meditasi kamu salah'. Sejak saat itu saya mencoba untuk menahan rasa sakit duduk bersila dan berusaha untuk tetap tenang. Walaupun belum dapat duduk bermeditasi lama, cukup lumayan dapat menahan posisi meditasi selama 5 menit.


Kemudian, saya bertemu dengan seorang biksu dari Tibet yang mengajarkan pada saya untuk memperhatikan rasa sakit yang timbul dari posisi meditasi. Tanpa ada perlawanan dari diri untuk menghilangkan rasa sakit, pikiran saya menjadi tenang dan rasa sakit berangsur-angsur menghilang dengan sendirinya.


Melalui teknik yang diajarkan oleh biksu Tibet tersebut, saya mulai mengerti manfaat lain dari meditasi, yaitu melatih diri menjadi reseptif, menerima dan mendengarkan.

Dalam dunia bisnis, kemampuan mendengarkan dan merasakan sangat terasa efektifitasnya ketika kita sedang menghadapi calon pelanggan yang kita belum kenal sebelumnya. Dengan tenang dan waspada, kita mampu mendengarkan setiap kata yang terucap dari lawan bicara kita, menangkap maksudnya dan memberikan solusi yang tepat untuk dia.


Biasanya, seseorang tidak benar-benar mendengarkan lawan bicaranya, tetapi sibuk merencanakan apa yang akan dikatakan setelah lawan bicaranya selesai berbicara. Hal ini sangat disayangkan bukan, karena solusi yang ditawarkan bisa saja tidak tepat untuk calon pelanggan kita tersebut.


Bila para trainer yang ada mengajarkan bagaimana mengkomunikasikan pendapat dengan efektif dan tepat. Meditasi dapat menjadi latihan penyeimbang, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat menjadi solusi yang tepat bagi calon pelanggan maupun lawan bicara.


Intinya, meditasi bukanlah sekedar duduk diam membisu, atau berkonsentrasi, tetapi merupakan latihan untuk membuat pikiran kita lebih reseptif dan mampu menyadari realitas. Singkat kata, meditasi adalah seni mendengarkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline