Lihat ke Halaman Asli

Kasihan Betul PSSI

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kasihan betul PSSI. Mungkin itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan bagaimana rezim lama PSSI terus mengobok-obok organisasi tertinggi Sepak Bola Indonesia, yang kini dipimpin oleh Djohar Arifin itu. Apakah karena Pak Djohar dan sejumlah pejabat teras PSSI bukan orang partai?

Dulu, waktu PSSI masih dikuasai orang partai, contoh Nurdin Halid, situasi seperti ini tidak pernah terjadi. Nurdin bisa "melenggang" begitu saja membuat kebijakan, tanpa diganggu oleh siapa pun. Misalnya mengorbankan Persebaya untuk menyelamatkan Pelita Jaya. Ya, kekuatan partai politik di Indonesia, memang luar biasa kuat. tak terkecuali di PSSI.

Cuma sayangnya, kekuatan partai politik ini cenderung merusak prestasi sepak bola Indonesia daripada memajukannya. Buktinya, selama 2 periode memimpin PSSI, pernahkah Nurdin Halid mencetak prestasi. di tingkat Asi Tenggara saja tidak, apalagi di tingkat Asia.

PSSI di bawah Djohar Arifin saat ini, setidaknya sudah membuat beberapa prestasi. (1) Harga hak siar IPL mencapai Rp.100 miliar/tahun, dan akan terus bertambah tahun berikutnya. Pada era Nurdin, hanya Rp.10 miliar/tahun. dan selama sesuai kontrak, itu akan berlangsung selama 10 tahun. (2) TV Malaysia pun berhasil digaet untuk menyiarkan pertandingan IPL di Malaysia. di Era Nurdin, hal ini tdk pernah terjadi. (3) PSSI sekarang bertekat menghapuskan penggunaan dana APBD dalam penyelenggaraan kompetisi profesional. tentunya kabar gembira bagi rakyat Indonesia. Dana yang selama ini digunakan klub profesional yang besarnya belasan hingga puluhan miliar bisa dialihkan untuk memperbaiki stadion atau pembinaan pemain amatir. Pembinaan pemain amatir ini sudah jarang kita temukan di Indonesia, karena dananya habis untuk membiayai klub peserta ISL lalu.

Beberapa kerja sukses PSSI ini, tidak pernah lagi diangkat media. Media lebih sibuk mengangkat pro kontra kebijakan PSSI. Seolah-olah kisruh PSSI tak ada habisnya.

Singkat cerita, kitalah rakyat Indonesia yang harus membela PSSI. Sebab Djohar Arifin dan Sihar Sitorus itu bukan pengurus partai politik. Jika saja mereka pengurus partai politik, maka mereka bisa bersandar atau minta tolong pada partainya. Jika mereka pengurus partai politik, maka teman-temannya asti sudah lama membela mereka. yang terjadi sekarang, mereka hanya bisa "melawan" sendirian. Berpegang pada niat baiknya, membawa sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik.

Jangan mau lagi, kita rakyat Indonesia, terus dibodohi oleh rezim lama!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline