Lihat ke Halaman Asli

Frando Nainggolan

Berkarya Tanpa Batas

"Perjalanan Menuju Surga"

Diperbarui: 16 Juni 2021   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada sebuah kisah yang mengantarkan kita untuk menelisik dan memahami tantang harta di dalam sorga. Kisah tersebut tentang seorang pengusaha yang sangat kaya raya, bahkan kekayaannya, dapat membuat dia mengunjungi berbagai negera-negara di belahan dunia,  tetapi ia tergolong orang yang sangat pelit dan kikir. 

Pada suatu hari ia terbaring lemah di tempat tidur, dia memang mengalami sakit yang sangat parah, dan dia sudah terbayang-bayang akan kedatangan kematiannya, sehingga dia menyuruh orang-orangnya untuk mempersiapkan peti jenazah dan menempatkannya untuk tidur di peti jenazah tersebut.

Seluruh hidupnya telah dipusatkan hanya untuk uang. Ketika hidupnya mengalami pasang surut, ia menganggap bahwa dalam kehidupan yang akan datang, uang tetap akan menjadi segala-galanya. Ketika, dia sudah merasakan bahwa ajal kematian akan menjemputnya, maka ia memberi perintah kepada orang-orangnya agar sebuah kantong diisi penuh dengan kepingan-kepingan uang emas dan ditempatkan di sisi didalam petih jenazahnya.

Keinginan terakhirnya telah terpenuhi, dan setelah itu ia menghembuskan nafas terakhir dan mati.

Setelah dia mati, dia sampai ke dunia atau tempat yang lain, di mana tempat itu tidak pernah sama sekali ia kunjungi. Di dunia lain itu, ia mengambil buku pedoman sepanjang masa untuk menemukan namanya dalam salah satu buku kehidupan. Karena pencarian itu membu- tuhkan waktu yang sangat lama maka ia mengalami kelaparan dan kehausan yang luar biasa.

la memandang sekeliling dan setelah cukup yakin, ia melihat hidangan yang sangat lezat tak jauh dari situ. "Aha", katanya kepada dirinya sendiri, "ini seperti yang sudah kubayangkan. Sebaiknya saya membelanjakan sedikit dari uang yang saya miliki". Air liurnya meleleh ketika ia mendekati tempat makanan itu. 

Tetapi sebelum ia duduk dan makan, pelayan mengatakan bahwa uang yang telah ia siapkan tidak mempunyai nilainya lagi sekarang.

Sang pelayan tersebut mengatakan kepada pengusaha itu: "uang yang anda miliki, tidak memiliki harga sama sekali untuk membelikan makanan dan minuman ini, Sebenarnya, uang yang bernilai untuk dapat membelikan makanan dan minuman ini  adalah uang yang telah engkau berikan kepada orang-orang (membantu orang lain), selagi engkau  masih hidup di dunia.

Orang kaya itu terus  mengingat, uang apa saja yang telah ia berikan kepada orang lain sewaktu hidupnya, tetapi ia tidak dapat mengingat lagi berapa banyak uang yang telah ia berikan (walaupun memang ia tidak pernah membagikan uangnya kepada orang lain). Maka sekarang orang kaya itu tidak mempunyai apa-apa, untuk dapat membelikan makan dan minuman, karena kelaparan dan kehausan yang ia alami.

Sehingga dia menyesal dan menyadari, bahwa uang yang ia miliki dan kekayaan yang dimilki di dunia, tidak dapat memuaskan dia dunia lain (surga).

Dari cerita ini, bisa kita tarik suatu kesimpulan bahwa, kekayaan dan kehormatan yang kita miliki itu tidak dapat memuaskan kita di dunia lain atau di surga setelah kematian. Yang bisa mengantarkan kita untuk memperoleh kepuasan dan kesukacitaan setelah kematian adalah perbuatan baik kita selama di dunia ini. Mampu berbuat baik, peduli akan kehidupan orang lain, selalu berserah dan memuji Tuhan, percaya kepada Tuhan, menolong orang lain, ramah, sabar, dan tidak sombong. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline