Tiga tahap utama dalam suatu kebudayaan dan kepercayaan
Scio - Cogito - Credo.
Scio = Apa yang kita tahu. Hal ini mencangkup ilmu pengetahuan yang kita pelajari di kampus atau sekolah. Kata Scio kemudian diadopsi menjadi "Science" . Di dalam Science, manusia cenderung untuk terus memburu hal-hal baru lewat riset. Alhasil, banyak ilmuwan yang menemukan berbagai kesimpulan dalam bidang mereka. Namun, Scio, adalah tahap yang paling rendah sehingga kebanggaan ilmuwan yang merasa telah menemukan hal baru sesungguhnya bukanlah hal yang baru. Hal yang telah ia temukan adalah suatu bentuk ciptaan dari Yang Maha Kuasa yang telah ada sejak dahulu. Mereka, para ilmuwan hanyalah menemukan The Hidden Truth di alam semesta.
Cogito = Apa yang kita pikirkan. Setelah manusia mengetahui, maka mereka mulai menyelidiki. Ketika manusia mulai memikirkan sesuatu yang lebih dalam dari sekedar riset, maka manusia telah memasuki filsafat yang lebih tinggi di dalam bidang ilmu. Terkadang di dalam level Cognito, pemikiran yang bersifat fundamental lebih sering ditonjolkan.
Credo = Apa yang kita percaya. Manusia adalah mahkluk yang terbatas. Seluruh riset yang dilakukan tidak mampu untuk menguak seluruh misteri alam semesta. Ketidakmungkinan ini membuat manusia masuk ke level yang paling tinggi yaitu Credo. Credo merupakan wilayah yang paling tinggi dan paling dalam. Inilah dasar dari terciptanya kepercayaan pada setiap agama. Manusia akan memiliki kesadaran dalam hatinya akan suatu pribadi terbesar yang tak dapat dibuktikan secara Science. Pribadi yang abstrak dimana pikiran manusia sudah mentok, disinilah manusia masuk ke dalam Credo.
(Tong, 2014:45-46)
Pelajaran yang dapat dipetik dari uraian di atas adalah, iman, yang saat ini cenderung dianggap sebagai suatu kebudayaan atau tradisi, ternyata memiliki tingkatan yang paling tinggi diantara seluruh ilmu pengetahuan. Manusia sangat getol terhadap perkembangan teknologi dan penyelidikan dalam setiap riset sehingga konklusi yang dihasilkan cenderung bertujuan untuk menghilangkan aspek dari iman. Oleh karena itu, kesadaran manusia untuk kembali memprioritaskan Tuhan di atas segalanya adalah hal yang mutlak yang perlu kita lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H