Lihat ke Halaman Asli

Gereja Sedang Menuju Kehilangan Jemaatnya

Diperbarui: 9 Juni 2016   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Lost Gospel

Selama lebih dari 1.600 tahun, kebanyakan wilayah Eropa (Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Italia dan Negara Eropa lainnya) dikuasai oleh pemerintahan-pemerintahan yang memegang teguh agama Kristen bahkan pusat pengembangan agama Kristen adalah Eropa. Pada saat ini, kita didalam abad ke-21, jika bertanya, apakah agama Kristen (Pengikut Yesus) di Eropa berkembang ? Pada tahun 2002, seorang sosiolog bernama Steve Bruce, dalam bukunya “God is Dead-Secularization in the West” (Allah Sudah Mati—Sekularisasi di Barat), berkata mengenai Inggris, ”Pada abad 19 hampir semua pernikahan disertai upacara keagamaan.” Namun, pada tahun 1971, hanya 60 persen pernikahan di Inggris yang disertai upacara keagamaan. 

Pada tahun 2000 menurun lebih drastis hanya mencapai 31 persen. Diprediksi oleh para ahli dan pengamat Inggris, gereja-gereja diseluruh Inggris serta Negara Eropa akan menuju kepunahannya atas krisis Iman Kristen yang mendalam di Eropa pada tahun 2040. Pada saat ini banyak komunitas Atheisme dunia yang dahulunya berasal dari agama Kristen. Keresahan dan kegalauan hidup mereka para Atheisme ini, banyak yang menuju masuk memeluk agama Islam.   

Gereja-Gereja yang bertebaran di seluruh negeri Barat terpaksa tutup karena kekurangan para jemaatnya yang dahulu sangat setia dan loyal untuk gereja. Di Selandia Baru dan Australia, di Leverton, Melbourne, masjid di Westall Australia, masjid The Monash University Australia sangat banyak gereja yang dijual. Sebagian dibeli oleh warga muslim dan dijadikan menjadi masjid. 

Selanjutnya, lebih dari 60 gereja di Inggris London, ditutup setiap tahun. Ratusan uskup gereja mengatakan, ribuan gereja hanya didatangi 10 jemaat atau kurang setiap hari minggunya. Laporan terpisah The Ecclesiological Society, yayasan penjaga gereja, menyebutkan, 4 gereja dari 4.000 ribu gereja hanya dihadiri tak lebih dari 20 jemaat. Laporan ini mengindikasikan kemungkinan ditutupnya banyak gereja karena sedikitnya jemaat pengikut dan tidak adanya pendapatan gereja dari jemaat Kristen melalui Kolekte dan Persepuluhan.

Satu hal yang paling nyata menarik, adanya fenomena perpindahan agama (convert) ke dalam agama Islam puluhan ribu pribumi Barat berkelas, diantaranya seperti anak mantan pejabat tinggi, selebriti dan keturunan keluarga terhormat. Sebut saja Putra dan putri Lord Justice Scott, Matthew Wilkinson (putra Sir William Wilkinson, Cat Stevens (Yusuf Islam), mantan Ketua (The Nature Concervancy Council), Michael Raines (analis komputer terkenal), Joe Ahmed-Dobson (anak Frank Dobson, mantan menteri kesehatan Inggris), Jonathan Birt (anak Lord Birt, mantan direktur utama BBC), The Earl of Yarborough (tuan tanah 28.000 hektare di Lincholnshire) dan sebagainya, Emma Clark (cicit mantan PM Inggris, Herbert Asquith).

Kejadian ini sebenarnya sudah lama berimbas ke Indonesia. Banyak jemaat gereja akhirnya tidak mau ke gereja lagi mereka hanya baca Alkitab (Perjanjian lama-Perjanjian Baru) sendiri saja di rumah, mereka tidak percaya lagi dengan gereja, di gereja selalu dipaksakan harus memberikan duit buat kolekte dan perpuluhan sedangkan banyak jemaat gereja makan saja susah. Banyak gereja di zaman sekarang bukan lagi mengasihi sesama, akan tetapi sebagai ladang dan ajang bisnis yang mengandalkan perpuluhan dan kolekte untuk incomenya para pendeta dan pastor. 

Celakanya, karena keserakahan para pengkotbah, sering mewajibkan yang memaksa bagi para jemaat untuk memberi perpuluhan (sepersepuluh) dari seluruh penghasilan (termasuk modal) para jemaat. Padahal dizaman ini keuntungan pedagang hanya sekitar 5 persen sehingga kalau diambil 10 persen bukannya bertambah maju akan tetapi malah bisa bangkrut. Akibatnya banyak para jemaat sekarang enggan ke gereja pada hari minggu yang akhirnya berimbas balik kepada pendapatan gereja itu sendiri.

Pusat Katolik dunia Vatikan menyatakan, saat ini jumlah penduduk Muslim lebih besar daripada penduduk Kristen, selisih itu mencapai tiga juta orang. Vatikan juga mengakui bahwa meningkatnya perkembangan Islam disebabkan banyaknya penduduk negara-negara Barat yang condong ke agama ini diakibatkan propaganda anti-Islam (Islamophobia) dan banyaknya propaganda kristen di Barat untuk selalu membenci agama Islam serta melarang memakai jilbab. (Francius Matu)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline